DECEMBER 9, 2022
Puisi

Yang Tercecer di Era Kemerdekaan (5): Luka Itu Dia Bawa Sampai Mati

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Juga ganti rugi miliar rupiah untuk gadis penghibur asal Indonesia. 
Tapi bantuan itu oleh pemerintah Indonesia digunakan untuk pembangunan rumah jompo. 

Sakinah tak pernah mendapat langsung ganti rugi itu. 

Di masa tua,
Sakinah sering mengigau.
Ia acap menyebut nama suaminya.

“Wayan, Wayan, maafkan aku.”

Di hari terakhir,
kepada yang berkunjung, 
Sakinah hanya bercerita soal suaminya saja.

Luka batin Sakinah karena dipaksa menjadi gadis penghibur tetap menganga.

Namun ternyata, ada luka yang lebih perih.
Hingga suaminya wafat,
Sakinah tak kunjung berani memberi tahu,
bahwa dirinya dulu pernah dipaksa menjadi gadis penghibur tentara Jepang.
Bahwa ratusan tentara Jepang pernah memperkosanya, selama tiga tahun.

Shinta menuliskan dengan pena, di halaman pertama novel itu.
“Untuk Sakinah.”
Dari ujung huruf Sakinah, 
mengalir air mata.

7 Mei 2024

Note:

Halaman:

Berita Terkait