Presiden China, Prancis dan Komisi Eropa Lakukan Pertemuan Trilateral di Istana Elysee, Paris
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 07 Mei 2024 02:25 WIB
"Penting untuk memanfaatkan dengan baik kebijakan pembebasan visa China untuk negara-negara Eropa dan pengaturan terkait untuk fasilitas perjalanan bagi pengunjung asing, dan mendorong pertukaran antar masyarakat dan di tingkat subnasional serta kerja sama di bidang pendidikan dan penelitian ilmiah untuk meningkatkan dukungan rakyat dan opini publik terhadap peningkatan hubungan China-UE," jelas Xi Jinping.
Presiden Xi juga menunjukkan bahwa industri energi baru China telah mencapai kemajuan nyata dalam persaingan terbuka dan mewakili kapasitas produksi yang maju.
Hal tersebut tidak hanya meningkatkan pasokan global dan mengurangi tekanan inflasi global, namun juga memberikan kontribusi signifikan terhadap perubahan iklim global dan transisi ramah lingkungan.
Baca Juga: China Protes Ancaman Kenaikan Tarif Baja dan Alumunium Hingga Tiga Kali Lipat oleh AS
"Apa yang disebut sebagai 'masalah kelebihan kapasitas dari China' tidak muncul baik dari sudut pandang keunggulan komparatif maupun dalam kaitannya dengan permintaan global. Kerja sama China-UE pada dasarnya saling melengkapi dan saling menguntungkan," tegas Presiden Xi.
China dan UE, menurut Xi, memiliki kepentingan bersama yang luas dan ruang kerja sama yang bersar dalam transisi hijau dan digital sehingga penting bagi keduanya untuk mengatasi perselisihan ekonomi dan perdagangan melalui dialog dan konsultasi dan mengakomodasi kekhawatiran masing-masing pihak.
Sedangkan terkait krisis Ukraina, Presiden Xi menyatakan bahwa China, Prancis dan UE semuanya menginginkan gencatan senjata secepatnya dan kembalinya perdamaian di Eropa, serta mendukung penyelesaian politik atas krisis tersebut.
Baca Juga: Akademisi Dunia Bertemu, Cari Inovasi Mesin Pembakar Internal yang Ramah Lingkungan di Tianjin China
Ketiga pemimping menyatakan sama-sama menentang perluasan dan eskalasi pertempuran, ingin menciptakan kondisi untuk perundingan damai, menjaga ketahanan energi dan pangan internasional, serta menjaga rantai industri dan pasokan tetap stabil.
"China tidak menciptakan krisis di Ukraina, dan juga bukan salah satu pihak di dalamnya. Selama ini kami telah berupaya keras untuk memfasilitasi perundingan perdamaian," kata Presiden Xi.
Sedangkan mengenai konflik Palestina-Israel, Presiden Xi menekankan bahwa tugas mendesak adalah mewujudkan gencatan senjata komprehensif secepat mungkin; memprioritaskan bantuan kemanusiaan; dan jalan keluarnya adalah menerapkan solusi dua negara.
Baca Juga: Jubir Kemlu Wang Wenbin: Komunike Bersama G7 Sudah Campuri Urusan Dalam Negeri China
"China mendukung keanggotaan penuh Palestina di PBB. China dan UE mempunyai banyak kesamaan penting mengenai masalah Palestina sehingga China siap bekerja sama dengan UE untuk mendukung konferensi perdamaian internasional yang lebih luas, berwibawa dan efektif guna menetapkan jadwal dan peta jalan bagi solusi dua negara," tambah Presiden Xi.