DECEMBER 9, 2022
Kolom

Sastri Bakry: Beban Berat Ibu dan Anak

image
Sastri Bakry (kanan), dalam suatu kegiatan untuk IMLF-2 (Foto: Satupena Sumbar)

Dunia digital memang sebuah dunia yang tak pelak membuat kita semua terkaget-kaget. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang ditopang algoritma, infrastrtuktur fisik dan digit meresap ke dalam alam digital.

Kita pun menjadi robot, separuh manusia, separuh mesin. Tapi lebih banyak tak punya hati. Modernisasi sudah terbincang puluhan tahun lalu. Kecemasan para orang tua untuk mencerdaskan digital dengan peradaban seorang anak terhadap ibunya sekarang menjadi kenyataan.

Kecemasan seorang anak atau pun seorang ibu ingin kita ketahui efeknya, yang tanpa sadar membangun hubungan yang miskomunikasi. Semua itu karena keasyikan dengan dunia nyata dalam memperjuangkan hidup dengan dunia gawai yang terus berubah. Orang dengan mudah mengunggah apapun sesuka hati.

Baca Juga: Sastri Bakry: Anugerah Penyair Prolifik

Menjelang akhir 2023 di Padang, banyak sekali kasus bunuh diri yang tak tercegah yang dilakukan oleh mahasiswa. Motifnya bermacam-macam, mulai masalah cinta, tak mampu mengerjakan tugas-tugas, hingga masalah tak mampu  membayar biaya kuliah.

Kalau di Indonesia, dari data Pusat Informasi Kriminal Nasional kepolisian RI ada 971 kasus bunuh diri dari Januari hingga Desember. Sebagian adalah remaja/mahasiswa. Terakhir di Padang, seorang mahasiswa kedokteran bunuh diri karena tekanan saat praktik KOAS.

Ini menandakan betapa penting komunikasi anak dan orang tua maupun dengan orang terdekat sekitar. Curhat dan menyampaikan permasalahan jauh lebih baik dibanding dalam diam penuh tekanan yang akhirnya tak sanggup menahannya.

Baca Juga: Diskusi Satupena, Sastri Bakry: Ajang Kesenian dan Budaya Itu Bukan Cuma Mengajukan Proposal

Lagi saya tercenung. Ibu menanamkan rasa cinta dan kasih sayang, merawat kasih sayang yang tak pernah putus, menawarkan dukungan hingga menunjukkan sikap hormat dan menghargai anak. Saat itu anak akan memperlakukan ibunya sebagaimana dia memperlakukan anaknya.

”Ibu, Siapapun engkau adalah jiwaku
Anakku, siapapun engkau adalah buah hatiku
Yang menjadi sumber matahari dan akar yang saling berkulindan”

Hari Ibu 2023 adalah momentum mengambil hikmah karena akhirnya kesadaran anak-anak yang menyadari ”kekejaman ibu” adalah kunci sukses mereka. Pada setiap akhir surat anak kepada ibu, tetap rasa hormat dan patuh kepada ibunya muncul dengan kebanggaan seorang anak.

Baca Juga: Sastri Bakry dan Vani Talenta Tampil pada Pertemuan Para Penulis dan Pemikir Dunia di India

Lomba Menulis Surat untuk Ibu (LMSI) ini patut dijadikan agenda rutin Satu Pena Sumbar sebagaimana harapan dari H Mahyeldi Ansyarullah, Gubernur Sumbar dan Hj Harneli Bahar, Bunda Literasi Sumbar.

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait