DECEMBER 9, 2022
Kolom

Sastri Bakry: Beban Berat Ibu dan Anak

image
Sastri Bakry (kanan), dalam suatu kegiatan untuk IMLF-2 (Foto: Satupena Sumbar)

ORBITINDONESIA.COM - Lomba Menulis Surat untuk Ibu (LMSI) dalam rangka Hari Ibu tahun 2023, yang digagas Armaidi Tanjung, Sekretaris Satupena Sumbar, harus saya akui cukup membuat saya tercenung.

Memikirkan sebuah ide yang diminati banyak orang memang tidak mudah. Ribuan peserta mengikuti lomba ini untuk mencurahkan isi hatinya kepada ibu mereka.

Para juri yang terdiri dari Hasanuddin (mantan Dekan FIB Unand), Yurnaldi (mantan wartawan utama Kompas) dan saya sendiri, setelah seleksi berjenjang akhirnya kebagian ratusan karya murid dan guru yang kami putuskan terpilih 40 nominasi terbaik. 

Baca Juga: Sastri Bakry: Anugerah Penyair Prolifik

Membaca karya tersebut, kembali saya tercenung. Empat puluh karya tersebut menarik, bahkan ada yang bahasanya  cukup bagus melampaui usia seorang anak remaja.

Lalu juri berpikir bagaimana menguji bahwa ini adalah tulisan mereka? Akhirnya juri sepakat untuk mengundang nomine empat puluh karya terbaik tersebut untuk mempresentasikannya.

Bertiga kami, saya, Hasanudin, dan Novi Sastra (pimpinan redaksi majalah Intrust) yang secara langsung menilai untuk memutuskan 16 pemenang, dibuat menangis oleh mereka. Tak ada yang tidak menangis melihat dan mendengar curahan hati mereka tersebut.

Baca Juga: Diskusi Satupena, Sastri Bakry: Ajang Kesenian dan Budaya Itu Bukan Cuma Mengajukan Proposal

Sebelumnya, ketika saya membaca tulisan mereka untuk menetapkan 40 nominasi,  saya sudah merasakan sendu sendiri. Dalam diam saya menangis, ternyata tak mudah hubungan ibu dan anak di zaman sekarang.

Kadang kita berpikir semua baik-baik saja antara ibu dan anak. Ternyata, jika diberi ruang secara jujur untuk “menggugat” maka kita akan tahu isi hati seorang anak terhadap ibunya.

Demikian pelik permasalahan seorang anak yang terjadi dalam kesehariannya. Takut gagal, takut mengecewakan ibu, takut menyusahkan ibu, takut mengutarakan isi hati di tengah kesibukan orang tua mencari nafkah. Bahkan ada yang mencoba bunuh diri karena tak tahan penderitaan tuntutan sekeliling.

Baca Juga: Sastri Bakry dan Vani Talenta Tampil pada Pertemuan Para Penulis dan Pemikir Dunia di India

Belum lagi, mulut saudara-saudara ibu atau ayah, mulut teman, keluarga lain dan tetangga kadang banyak menuntut bahkan menghakimi tanpa memahami persoalan sesungguhnya. Tanpa kita sadar, di dunia medsos kita pun ikut andil dalam lingkungan yang saling menghujat dan saling membully, tanpa berpikir sakit dari kata-kata yang diucapkan atau ditulis di jejak digital.

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait