DECEMBER 9, 2022
Kolom

Risi Grisna Yurika: Program Guru Penggerak Pascapemilu

image
Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat, M. Ayub menghadiri pengukuhan guru penggerak angkatan ke-8 di Sungai Raya, Sabtu, 20 Januari 2024 (ANTARA/Rendra Oxtora)

Selama ini pembinaan karier para guru berjalan terpisah karena guru SD dan SMP berada dalam kewenangan dinas pendidikan kabupaten/kota, sementara guru SMA/SMK berada dalam kewenangan dinas pendidikan provinsi.

Program guru penggerak juga memungkinkan guru sekolah negeri dan guru sekolah swasta saling berinteraksi dan berbagi pengalaman.

Kedua, program guru penggerak ternyata berisi proses penggalian filosofi Pendidikan Bapak Pendidikan Indonesia yaitu Ki Hadjar Dewantara (KHD).

Baca Juga: Sekitar 3,3 Juta Jamaah Ikuti Haul Guru Sekumpul di Martapura, Kalimantan Selatan

Tentu secara teoritis para guru merupakan alumnus dari universitas pendidikan atau fakultas Pendidikan, tetapi harus diakui kurikulum di perguruan tinggi tersebut belum secara khusus membedah filosofi pendidikan dari KHD secara mendalam.

Konsep pendidikan KHD yang diberikan pada program guru penggerak langsung mengambil dari manuskrip-manuskrip asli KHD yang kemudian dikontekstualkan dengan kondisi modern di sekolah masing-masing.

Hal ini menjadi langka dan penting karena dari diskusi dengan para guru, manuskrip asli tersebut ketika kuliah tidak dibaca secara langsung.

Baca Juga: Kepolisian Tangkap Guru Konten Kreator yang Cabuli Siswa Sekolah Dasar di Yogyakarta

Paling tidak terdapat tiga manuskrip lintas masa yang dibedah yaitu Pidato KHD saat dinobatkan sebagai doctor honoris causa di Universitas Gadjah Mada (1956), Dasar-Dasar Pendidikan (1936-1937), dan Metode Montesori, Frobel dan Taman Anak (1928).

Ketiga manuskrip tersebut dibedah oleh para guru dan diselaraskan dengan pendidikan di era modern yang terjadi di sekolah masing-masing. Para guru penggerak menjadi paham bagaimana Bangsa Indonesia sebetulnya telah memiliki konsep pendidikan yang tidak kalah luhur dari konsep pendidikan dari Barat.

Pada saat bersamaan konsep pendidikan KHD yang bersumber dari budaya masyarakat Indonesia juga tidak menutup diri dari konsep pendidikan bangsa lain tetapi terbuka pada konsep pendidikan dari segala bangsa sepanjang telah diselaraskan dengan konteks Indonesia.

Baca Juga: Jaring Talenta Muda di Sekolah, Puluhan Guru Olahraga di Bali Dilatih Oleh Bali United

Tentu harus diakui membaca manuskrip asli karya KHD memang sulit karena dua alasan. Pertama, KHD menyampaikan filosofi pendidikan yang jarang menjadi bahan diskusi di era saat ini terutama ketika pendidikan telah menjadi komoditas.

Halaman:
1
2
3
Sumber: Antara

Berita Terkait