Kesaksian Alex Runggeary tentang Keramahan Yusak Yaluwo yang Merapat ke Konsultan Politik Denny JA
- Penulis : Krista Riyanto
- Selasa, 19 Maret 2024 17:47 WIB
ORBITINDONESIA.COM – Aktivis kemanusiaan dan penulis senior asal Papua Alex Runggeary memberi kesaksian tentang keramahan Yusak Yaluwo, Ketua DPD Partai Golkar Papua Selatan yang berencana mencalonkan diri menjadi gubernur di daerah pemekaran baru itu.
Kesaksian Alex Runggeary ini dibagikan di jejaring media sosial whatsapp group SATUPENA usai Yusak Yaluwo yag mantan bupat Boven Digoel itu merapat ke konsultan politik Denny JA.
Inilah kesaksian Alex Runggeray tentang Yusak Yeluwo:
Baca Juga: Ingin Mencalonkan Jadi Gubenur Papua Selatan, Yusak Yaluwo Merapat ke Konsultan Politik Denny JA
Suatu waktu saya sedang berdiri di luar kantor saya di Tembagapura dengan suhu rendah karena ketinggiannya lebih 2000 meter dpl. Selalu pakai jaket.
Tiba-tiba seseorang datang berdiri pas di depan saya. Sambil tersenyum, ia mengulurkan tangannya.
Saya menyambut dengan hangat. Tapi dalam hati ragu, "Ini siapa?"
Ia seperti membaca keraguanku, "Kaka lupa saya kah? Saya Yusak Yaluwo yang pernah kaka beri beasiswa toh."
Lalu saya menjawabnya, "Iya benar, saya dulu kerja di JDF (The Irian Jaya Joint Development Foundation) berkeliling beberapa kota di Indonesia merekrut calon penerima beasiswa dengan dana UNDP untuk bantuan pendidikan putra Papua. Trus kita bertemu di mana ya ade Yusak?"
Ia tertawa riang, "Kita bertemu di Manado toh!"
Aku tersenyum mengingat-ingat, "Oh ya, kalian banyak jadi saya tidak ingat satu-satu."
Kami pun tertawa berderai. "Tapi kaka masih ingat toh?" katanya terus mengejar.
"Iya saya ingat ade di Manado."
Beberapa waktu kemudian, ia meninggalkan Freeport dan menjadi Bupati Boven Digul.
Saya senang orang seperti Yusak yang lugas.
Seorang penerima beasiswa yang sama yang kini menjadi pejabat tinggi di Jakarta, ketika saya kontak, ia berpura-pura tak mengenal saya.
Padahal saya mengenal baik ayah dan ibunya dan sebaliknya, karena saya sering ke rumah mereka.
Ketika itu, saya adalah petugas kredit dari JDF yang harus memonitor perkembangan usaha setiap nasabah. Ayah dan ibunya adalah nasabah usaha kecil JDF.
Dua pribadi yang berbeda Yusak dan temannya, kacang lupa kulitnya. ***