Pelarangan Truk AMDK di Hari-hari Besar Keagamaan Matikan Ekonomi Keluarga Para Sopir
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Senin, 18 Maret 2024 12:57 WIB
Hal senada disampaikan Ade Kurniawan, seorang sopir tembak (pengganti sopir tetap) salah satu pabrik AMDK. Dia mengatakan kebijakan pelarangan terhadap angkutan AMDK saat momen hari-hari besar keagamaan, apalagi lebaran itu sangat berpengaruh bagi ekonomi keluarganya.
“Kalau dilarang beroperasi begitu, bagaimana dengan keluarga saya. Apalagi pekerjaan sebagai sopir tembak itu merupakan mata pencaharian saya satu-satunya untuk memberi makan keluarga, dan istri saya juga hanya sebagai ibu rumah tangga,” ujar ayah yang memiliki anak yang masih TK dan balita ini dengan raut wajah sedih.
Apalagi, lanjut Ade, menjelang Lebaran nanti, dirinya sangat membutuhkan biaya yang lebih besar untuk membelikan anak-anak dan istrinya baju baru dan kue buat lebaran.
Baca Juga: Dokter Anak Tegaskan, AMDK Galon Guna Ulang Tak Sebabkan Autisme
“Kalau dilarang-larang seperti ini, Lebaran nggak bisa beli baju baru anak dong sama kue buat Lebaran nggak bisa beli nanti,” tukas Ade seraya menyampaikan bahwa dia juga ingin seperti orangtua lainnya bisa memberikan kebahagiaan buat keluarganya di hari Lebaran.
Karenanya, Ade berharap kalau bisa pemerintah tidak melarang truk-truk AMDK ini untuk beroperasi.
“Karena, mata pencarian saya di sana, buat nafkahin keluarga. Saya nggak ada pekerjaan lain. Kalau bisa ya jangan dilarang lah untuk beroperasi. Apalagi AMDK itu kan sudah semacam sembako juga. Jadi, saat lebaran kalau bisa ya tetap beroperasi,” ujarnya berharap.
Baca Juga: Penggunaan AMDK Saat Hajatan, Perayaan Ulang Tahun, dan Peringatan Lainnya
Selama ini, Ade mengaku pekerjaan sebagai sopir tembak ini sangat membantu ekonomi keluarganya.
“Alhamdulillah, cukuplah buat nafkahin keluarga, buat kebutuhan sehari-hari itu cukup. Karena kan setiap harinya itu banyak sopir (tetap) yang menggunakan jasa kami. Jadi mereka itu yang khususnya yang dari luar kota kadang sudah capek dan ingin beristirahat beberapa jam. Nah, kami pun dimintai bantuan untuk memuat barang di pabrik,” tuturnya.
Jadi yang pasti, kata Kurniawan, kalau sampai dilarang, itu sangat berdampak buruk terhadap ekonomi para sopir tembak seperti dirinya. “Ekonomi saya bisa morat-marit,” katanya. ***
Baca Juga: Ini kata Mereka tentang Merek Rasa AMDK Botol yang Ramah di Kantong