Peluncuran dan Bedah Buku Goresan Puisi di Hari Tua Karya Saunir Saun Disambut Hangat Pencinta Buku di Sumatra Barat
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 17 Maret 2024 06:57 WIB
“Jujur, saya juga sering menulis. Terutama menulis pantun-pantun yang sering saya bacakan pada saat memberi sambutan di acara-acara. Sebagai sebuah literasi, tentu apa yang saya tulis itu juga layak untuk dibukukan," ujarnya.
"Karena itulah, melihat buku dan karya-karya Pak Saunir Saun ini, saya juga termotivasi untuk membukukan tulisan-tulisan saya tersebut,” ucap Harneli disambut tepuk tangan hadirin.
Bedah buku karya Saunir Saun berjudul Goresan Puisi di Hari Tua ini dilakukan oleh Prof. Dr. Haris Effendi Tahar, M.Pd dan peneliti BRIN Dra. Zusneli Zubir.
Dalam diskusi yang dimoderatori Sekretaris DPD SatuPena Sumbar Armaidi Tanjung itu, banyak sisi menarik yang terungkap dalam bedah buku itu. Bahkan Haris sendiri merasa kaget, ketika ia mengetahui banyak karya Saunir ia baca.
“Padahal saya sudah lama kenal dengan Pak Saunir ini karena sama-sama di UNP. Meski saya sedikit lebih senior dari Beliau, selama di kampus, Pak Saunir terlihat tidak terlalu menonjol sisi kepenulisannya. Tapi apa pun namanya, kehadiran Beliau sebagai penulis yang khas, yakni penulis prolifik, ini merupakan suatu hal yang harus kita sambut baik dan kita banggakan,” ujar Haris.
Zusneli Zubir yang juga aktif di DPD SatuPena Sumbar juga mengaku, hampir setiap hari ia membaca puisi Saunir Saun yang muncul di Grup WA DPD SatuPena Sumbar. Puisi Saunir yang menceritakan keadaan sehari-hari dan apa adanya, telah membuka wawasan baru, terutama bagi para penulis pemula di daerah ini.
Baca Juga: Denny JA Gagas Buku tentang Pilpres 2024 di Mata Penulis SATUPENA
“Sebab jarang lho, orang seusia Pak Saunir begitu aktif menulis. Bahkan Kami-kami yang masih berusia jauh lebih muda dari Beliau, kalah jauh dibanding Pak Saunir,” ujar Buk Nel, panggilan akrab Zusneli Zubir.
Saunir Saun sendiri ketika diminta komentarnya menyebutkan, hobi menulis memang lebih intens dilakukannya pada saat ia sudah pensiun di UNP. Walaupun di waktu muda ia juga sering menulis, tapi ia sendiri acap merasa tidak pede dengan tulisannya. Itu sebabnya sering tulisannya dibuang begitu saja.
“Tapi di saat sudah tua begini, ternyata saya selalu mendapat motivasi, terutama dari Ketua SatuPena Ibu Sastri Bakry untuk terus menulis. Ya, buku ini adalah salah satu dari 10 buku yang telah saya lahirkan,” ujar Saunir yang juga Wakil Rektor Universitas Muhammad Yamin ini.
Baca Juga: Diskusi Satupena Hari Kamis Besok Akan Bahas Dilema Perempuan Indonesia, Pilih Karier atau Keluarga
Seniman sekaligus budayawan Rizal Tanjung menyebutkan, gaya prolifik yang menjadi andalan Saunir Saun dalam menulis sebenarnya adalah cara membuat puisi yang sangat tradisional. Namun sebagai sebuah karya, apa yang telah dilahirkan Saunir ini tetap bernilai sastra .