India Akan Terus Pulangkan Warga Myanmar yang Melarikan Diri dari Konflik Etnis di Myanmar
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 10 Maret 2024 11:35 WIB
ORBITINDONESIA.COM - India akan terus memulangkan warga negara Myanmar yang melarikan diri ke wilayahnya untuk menghindari konflik etnis di Myanmar. Demikian kata sejumlah pejabat India pada Sabtu, 9 Maret 2024.
Pada Jumat, 8 Maret 2024, gelombang pertama warga Myanmar yang masuk ke India "secara ilegal" dideportasi, kata kepala menteri Negara Bagian Manipur, Biren Singh. Katanya, "Jumlahnya banyak sekali, jadi kami tidak bisa memulangkan (mereka) semua sekaligus."
"Jadi, sedikit demi sedikit, kami melakukan deportasi dan ada beberapa prosedur hukum yang perlu kami ambil... kami mengikuti (prosedur) tersebut," kata Singh kepada wartawan di Manipur pada Sabtu. Dia menambahkan, deportasi warga Myanmar akan terus dilanjutkan oleh India.
Baca Juga: Hasil Pertemuan Menlu ASEAN: Dukung Koridor Kemanusiaan Thailand untuk Pengungsi Myanmar
Ratusan orang, termasuk petugas keamanan, dari Myanmar, yang terjebak dalam konflik etnis di negara itu, telah melarikan diri ke India dan Banglades.
Sebanyak 6.746 warga Myanmar yang telah menyeberangi perbatasan "secara ilegal" telah terdeteksi di negara bagian India itu mulai 3 Mei 2023 sampai 7 Februari tahun ini, menurut para pejabat.
Di tengah konflik etnis yang berkecamuk di Myanmar, India memutuskan untuk mengakhiri kesepakatan pergerakan bebas dengan negara di Asia Tenggara itu.
Baca Juga: Upaya ASEAN Mewujudkan Perdamaian di Myanmar, yang Kini Dipimpin Junta Militer
Myanmar telah dikuasai oleh junta militer sejak Februari 2021. Tatmadaw --sebutan militer Myanmar-- telah menghadapi perlawanan sengit dari kelompok-kelompok etnis di banyak wilayah di negara tersebut.
Sedikitnya tiga kelompok etnis bersenjata, yang bersatu dalam Aliansi Persaudaraan, telah melawan rezim junta untuk merebut wilayah utara Myanmar sejak akhir Oktober.
Mereka menyerang pasukan junta dan merebut banyak kota dan pos perbatasan. Banyak orang dilaporkan tewas dalam serangan-serangan tersebut. ***