Nina Nurmila: Akibat Konstruksi Gender, Perempuan Pencari Nafkah Tetap Dianggap Sebagai Ibu Rumah Tangga
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Jumat, 08 Maret 2024 01:18 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Akibat konstruksi gender, perempuan pencari nafkah tidak dilihat sebagai pencari nafkah, melainkan tetap dianggap sebagai ibu rumah tangga. Hal itu diungkapkan Prof. Nina Nurmila, Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Nina Nurmila adalah pembicara dalam diskusi tentang dilema perempuan Indonesia, pilih karier atau keluarga. Diskusi itu berlangsung di Jakarta, Kamis malam, 7 Maret 2024.
Diskusi yang menghadirkan Nina Nurmila itu diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai Denny JA. Webinar itu dipandu oleh Elza Peldi Taher dan Amelia Fitriani.
Baca Juga: Denny JA Gagas Buku tentang Pilpres 2024 di Mata Penulis SATUPENA
Dalam diskusi itu, Nina Nurmila menyatakan, akibat konstruksi gender, saat perempuan bekerja, mereka tetap diharapkan menyelesaikan semua pekerjaan rumah dan mengurus anak-anak.
“Sementara suami yang tidak bekerja seolah harus ditutup-tutupi ketidak bekerjanya,” ujar Nina, yang juga Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UIII Depok.
Nina menjelaskan, ada realitas yang menimbulkan dilema bagi perempuan. Pertama, tidak semua laki-laki dapat menafkahi keluarga.
Kedua, tidak semua perempuan tidak mampu bekerja (memperoleh uang) atau menafkahi keluarga.
“Yang menjadi dilema adalah saat istri bekerja, tetapi tidak ada sistem pendukung, seperti pengasuhan anak dan penyelesaian pekerjaan rumah tangga,” ujar Nina.
“Tanpa sistem pendukung, perempuan bisa menjadi korban ketidakadilan gender dalam bentuk beban yang berlipat ganda,” lanjut aktivis perempuan ini.
Baca Juga: Diskusi Satupena Hari Kamis Besok Akan Bahas Dilema Perempuan Indonesia, Pilih Karier atau Keluarga
Sebagai solusi perempuan bekerja, Nina mengusulkan, ada penyediaan sistem pendukung. Seperti, pengasuhan atau penitipan anak yang disubsidi dekat rumah atau tempat bekerja.