Pengamat Politik Arya Budi: PDI Perjuangan dan PKS Berpeluang Jadi oposisi, Tapi Sulit Bersatu
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 03 Maret 2024 03:56 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM Arya Budi mengatakan, PDI Perjuangan dan PKS berpeluang menjadi oposisi terhadap pemerintahan 2024-2029, namun kemungkinan kecil bisa bersatu.
"Iya, kalau mereka di luar pemerintahan itu sangat mungkin. Nah, pertanyaannya adalah di luar pemerintahan, bersatu di luar pemerintahan, itu yang kecil kemungkinannya," kata Arya Budi saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Sabtu, 2 Maret 2024.
Arya Budi melihat, PDI Perjuangan dan PKS justru memiliki logika berjalan masing-masing, demi terwujudnya checks and balances untuk membentuk suatu pemerintahan yang demokratis.
Baca Juga: Maruarar Sirait Pamit Mundur dari PDIP, Bagikan Foto Bertemu Presiden Joko Widodo di Medsos
Dengan adanya mekanisme checks and balances ini masing-masing lembaga negara dapat mengawasi dan mengimbangi kekuasaan lembaga lainnya.
Hal ini sesuai dengan cita-cita reformasi dan konstitusi UUD 1945 demi terciptanya penyelenggaraan negara yang akuntabel dan jauh dari kesewenang-wenangan.
Arya pun menganalogikan PDI Perjuangan dan PKS bagaikan minyak dan air yang tidak bisa bersatu.
Baca Juga: Survei IndexPolitica: Elektabilitas Gerindra 15,29 Persen, Tertinggi di Atas PDIP dan Golkar
"Karena, secara jarak ideologi mereka terlalu jauh, itu bagaikan minyak dan air. Itu akan repot, ribet," tuturnya.
Oleh karena itu, menurutnya, hal yang paling mungkin bagi kedua partai ini berada di luar pemerintahan dengan berjalan sendiri-sendiri.
Kondisi ini juga dapat mengambil ceruk suara pemilih yang tidak memilih pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.
Baca Juga: Mundur dari PDIP dan Dukung Prabowo, Maruarar Sirait Belum Terpikir Gabung ke Parpol Lain
"Yang paling mungkin adalah dua partai ini di luar pemerintahan, tapi mereka berjalan sendiri-sendiri, tentu mereka akan tetap mengkritisi pemerintah dan mengambil ceruk untuk pemilih-pemilih yang tidak mendukung Prabowo-Gibran," jelas Arya.