Menteri Perdagangan Wang Wentao: China Canangkan 2024 sebagai Tahun Promosi Konsumsi
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Sabtu, 27 Januari 2024 04:40 WIB
Cara selanjutnya untuk mendorong konsumsi menurut Wang adalah dengan mempromosikan "produk trendi dari dalam negeri".
"Kini, produk dalam negeri yang berkualitas dan mengusung budaya tradisional unggulan. Kami mengidentifikasi 300 'merek unggulan China' sesuai dengan peraturan dan standar yang relevan. Merek-merek ini memenuhi kebutuhan keinginan pasar atas barang yang modis, khusus dan personal, sehingga disukai konsumen, khususnya generasi muda," jelas Wang.
Wang juga mengakui bahwa situasi eksternal untuk perdagangan luar negeri pada 2024 semakin kompleks dan rumit.
Baca Juga: Pertama Kali Dalam 60 Tahun, Jumlah Penduduk China Menyusut Dua Tahun Berturut-turut
"Di satu sisi, permintaan memang melemah seperti perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF), yang menyatakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat menjadi 2,9 persen," tuturnya.
"Di sisi lain, kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, meningkatnya proteksionisme perdagangan, konflik geopolitik dan eskalasi konflik seperti blokade jalur pelayaran di Laut Merah baru-baru ini, telah mengganggu perdagangan internasional," ungkap Wang.
Biro Statistik Nasional (NBS) China menyebut Produk Domestik Bruto (PDB) China sebesar 5,2 persen pada 2023 yaitu mencapai 126,06 triliun yuan (sekitar 17,71 triliun dolar AS).
Baca Juga: Ekonom Pemenang Nobel Paul Krugman: Ekonomi China Sedang Terpuruk
Dari jumlah tersebut, konsumsi dalam negeri menjadi penyumbang terbesar yaitu 82,5 persen.
Sedangkan sektor ekspor dan impor China pada 2023 mencapai 41,76 triliun yuan atau tumbuh sebesar 0,2 persen dibanding pada 2022.
Investasi asing di China pada periode yang sama adalah 163,25 miliar dolar AS atau setara dengan 1,13 triliun yuan atau lebih rendah dibanding tahun 2021 dan 2022.
Namun pemerintah China menyebut struktur investasi China semakin membaik dengan investasi ke industri teknologi tinggi mencapai 37,4 persen (meningkat 1,3 poin dibanding 2022) selanjutnya adalah sektor manufaktur (27,9 persen) atau meningkat 1,6 persen dibanding 2022.***
Baca Juga: Liburan Imlek Tahun Ini, Bali Jadi Pilihan Destinasi Wisatawan China