Indonesia Amati Situasi di Taiwan dan Tetap Konsisten Menghormati Kebijakan Satu China
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Senin, 15 Januari 2024 03:44 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Indonesia mengamati secara saksama perkembangan situasi di Taiwan, serta tetap selalu menghormati Kebijakan Satu China (One China Policy). Demikian sikap Kementerian Luar Negeri RI.
“Indonesia mengamati secara seksama perkembangan di Taiwan. Indonesia terus konsisten menghormati Kebijakan Satu China (One China Policy),” kata juru bicara Kemlu, Lalu Muhamad Iqbal kepada ANTARA di Jakarta, Minggu, 14 Januari 2024.
Kemlu mengeluarkan tanggapan tersebut sesudah Taiwan mengumumkan hasil pemilihan presiden Taiwan, yang memenangkan calon dari partai yang menolak reunifikasi dengan China.
Sebelumnya, pada Sabtu, 13 Januari 2024, calon pemimpin Taiwan dari Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa, William Lai Ching-te, menyatakan kemenangannya dalam pemilihan pemimpin di wilayah tersebut.
Lai menyampaikan, Taiwan akan mendukung demokrasi ketimbang otoritarianisme, dan ia mengatakan bahwa Taiwan akan terus berada di jalur yang benar.
“Sebagai pemimpin, saya memikul tanggung jawab yang penting untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” katanya kepada wartawan.
“Kami akan menggunakan pertukaran untuk mengganti penghambatan, dialog untuk mengganti konfrontasi dan dengan percaya diri mengupayakan pertukaran dan kerja sama dengan China,” ungkap Lai.
Mengenai kemenangan William Lai Ching-te tersebut, Kementerian Luar Negeri China menegaskan bahwa hal itu adalah urusan dalam negeri China.
“Apa pun perubahan yang terjadi di Taiwan, fakta dasar yang tidak berubah adalah hanya ada satu China di dunia dan Taiwan adalah bagian dari China tidak akan berubah. Prinsip ‘Satu China’ adalah landasan kokoh bagi perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” demikian disebutkan.
Pemerintah China meyakini komunitas internasional akan terus mematuhi prinsip “Satu China” dan memahami serta mendukung tujuan rakyat China dalam menentang aktivitas separatis “kemerdekaan Taiwan” dan berupaya mewujudkan reunifikasi nasional.