Apakah Indonesia Membutuhkan Angkatan Laut Perairan Biru alias Blue Water Navy?
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 07 Januari 2024 02:33 WIB
Meskipun kapal tersebut akhirnya dibebaskan setelah 1,5 bulan perundingan dan tekanan militer, dapat juga dikatakan bahwa seandainya Indonesia memiliki Blue Water Navy pada saat itu, dan dengan penempatan yang berkelanjutan di lepas pantai Somalia untuk operasi anti-pembajakan, maka pembajakan mungkin saja terjadi. telah diselesaikan jauh lebih cepat.
Hal ini berkaitan dengan skenario kedua yaitu evakuasi WNI yang terjebak di zona konflik. Ketersediaan pasukan militer di sekitar zona konflik menambah pilihan bagi pemerintah Indonesia jika dihadapkan pada kebutuhan untuk segera mengevakuasi warga negara Indonesia.
Misalnya, satuan tugas Angkatan Laut Indonesia yang dikerahkan di Teluk Aden untuk operasi anti-pembajakan mungkin juga terbukti berguna dalam mendukung evakuasi warga negara Indonesia dari Sudan pada tahun 2023.
Jika tujuan militer, politik, dan ekonomi asing yang terlintas dalam pikiran Indonesia adalah melindungi perdagangan maritim dari pembajakan, serta melindungi warga negara Indonesia di zona konflik, maka membangun proyeksi kekuatan global angkatan laut perairan biru (Blue Water Navy) peringkat 1 atau 2 tidak diperlukan.
Sebaliknya, proyeksi kekuatan angkatan laut regional, yang berarti peringkat 3 atau 4 mungkin lebih sesuai dengan aspirasi Blue Water Navy Indonesia. Keputusan ini dapat dipersempit lebih lanjut.
Perbedaan utama antara Blue Water Navy peringkat 3 dan 4 adalah kehadiran kapal induk ringan (CVL) bersayap tetap yang memungkinkan angkatan laut peringkat 3 beroperasi jauh dari perlindungan pesawat darat dalam skenario konflik intensitas tinggi — tidak seperti angkatan laut peringkat 4 yang harus berada dalam jangkauan pesawat berbasis darat.
Namun, jika tujuan militer, politik, dan ekonomi luar negeri Indonesia terutama berkisar pada upaya anti-pembajakan dan evakuasi warga negara dari zona konflik, kecil kemungkinan Indonesia terlibat dalam konflik berintensitas tinggi di luar negeri.
Oleh karena itu, Blue Water Navy peringkat 4 mungkin merupakan pilihan yang tepat bagi Indonesia, karena kemungkinan skenario penempatan angkatan laut di luar negeri tidak memerlukan kehadiran kapal induk sayap tetap.
Pendekatan Angkatan Laut Air Biru vs A2/AD
Pada akhirnya, apakah pembangunan Blue Water Navy merupakan prasyarat agar Indonesia memiliki kemampuan pertahanan yang kuat?