DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

A. Kunarwoko: Gerundelan Orang Republik, Gerundelan Orang Katolik

image
Romo Mangun. Foto/YouTube.

Julukan yang diberikan kepadanya, sudah cukup untuk menyusun sebuah doa litani. Julukan yang tak mungkin ditandingi.

Kiranya, menjelang haul 25 tahun wafat Romo Mangun ini, kita diingatkan oleh guru bangsa, guru kemanusiaan dan guru hidup ini untuk tidak perlu berlama-lama terlena dalam gerundelan.

Baca Juga: Hasil Grup F Piala Dunia U17 2023, Kalahkan Selandia Baru, Jerman Tatap 16 Besar

Mari, segeralah bertindak. Itu yang kita teladani dari Romo Mangun. Sama seperti ketika sehabis kerusuhan Mei 98, Romo Mangun mengajak umat Katolik yang ketakutan setelah banyak yang menjadi korban penjarahan dan perkosaan, untuk bilang tidak pada ketakutan dan mengatakan muak pada kekerasan.

Seakan seperti Yesus berkotbah di bukit, Romo Mangun mengajak umat untuk bertemu di Istora Senayan pada 6 September 1998, berdoa bagi para korban dan berdiri tegak melawan kekerasan rejim waktu itu.

Dalam memperjuangkan politik moral bukannya politik kekuasaan, Romo Mangun suka sekali mengajak orang-orang muda. Saya pernah mendengar sendiri dari mulutnya, menjelang peristiwa Kudatuli tahun 1996, Romo Mangun mengatakan salut dan senang dengan anak-anak muda yang mendirikan PRD (Partai Rakyat Demokratik).

Zaman itu, mendirikan partai yang tegas-tegas beroposisi dengan pemerintahan pak Harto, adalah keberanian yang sungguh luar biasa. PRD punya nyali.

Baca Juga: Hasil Piala Dunia U17 2023: Menang Tipis Atas Korea Selatan, Perancis Masih Puncaki Klasemen Grup E

Oleh Romo Mangun, buku “Gerundelan Orang Republik” pun didedikasikan terutama bagi generasi muda. Romo Mangun ingin mengungkapkan simpati dan kepercayaan kepada orang-orang muda Indonesia.

Dari pelbagai tulisannya dalam buku “Gerundelan Orang Republik” itu, Romo Mangun mengajak kita untuk mempertanyakan kembali esensi kemerdekaan yang terdalam, yaitu arti 'merdeka' bagi rakyat.

Halaman:
1
2
3
4
5

Berita Terkait