Fahd Pahdepie: Pilpres 2024 dan Perang Kampanye Subliminal
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 13 Oktober 2023 14:15 WIB
Inilah sebabnya, semua kampanye berikutnya yang menjiplak ‘baju kotak-kotak’ Jokowi kurang efektif, karena ini bukan tentang motif baju belaka. Ini tentang aktivasi kampanye subliminal.
Dan memang, Jokowi adalah ahli ‘sanepa’, simbol, atau ‘subliminal message’. Saya bongkar sekarang karena beliau tidak lagi mengkampanyekan dirinya untuk kontestasi pemilu. Ada banyak pikiran pemrograman seperti ini dalam berbagai kampanye yang dilakukan Presiden Jokowi.
Yang terakhir adalah ‘baju putih’ di Pilpres 2019. Simbol ‘memakai baju putih’ ke TPS adalah aktivasi kampanye subliminal yang sangat kuat pada saat itu, terbukti memenangkan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Pilpres 2024
Ganjar Pranowo dan timnya sepertinya memahami betul konsep kampanye subliminal ini. Saat mereka memperkenalkan baju garis-garis hitam putih, semua orang fokus pada motif bajunya, bahkan dikritik mirip baju tahanan atau seragam di kamp konsentrasi Nazi.
Baca Juga: Tersangka Korupsi Syahrul Yasin Limpo Dijemput Paksa KPK, Partai NasDem Protes, Begini Pembelaannya
Saya, sih, senyum saja. Seandainya kita mengerti kampanye subliminal, apa yang dilakukan tim Ganjar ini bukanlah sibuk memikirkan ‘kelir’ baju, tetapi merancang aktivasi tertentu untuk sebuah pesan subliminal menuju hari pencoblosan.
Tentu ada banyak cara untuk membacanya. Tetapi bagi saya yang paling penting dari baju Ganjar Pranowo adalah warnanya: hitam di atas putih.
Coba bayangkan warga berbondong-bondong berangkat ke TPS, lalu sepanjang jalan melihat kertas-kertas difotokopi hitam-putih dengan panah sederhana dan tulisan ‘Ke TPS’, atau tulisan ‘TPS 04’, atau lainnya, yang diingat pasti warna hitam di atas warna putih yang simpel itu.
Saat melihat kertas HVS putih dicetak di atasnya tulisan dengan font tegas berwarna hitam, pikiran orang sedang digiring ke satu nama: Ganjar Pranowo. Cerdas, bukan?