DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Bambang Prakuso: Mengapa Literasi dan Mutu Pendidikan Kita Termasuk Terendah di Dunia

image
Dengar cerita, cara menumbuhkan minat baca. Literasi dalam pendidikan kita masih sangat rendah.

Baca Juga: Robert Downey Jr Ikut Meyakinkan Chris Evans untuk Tetap Perankan Captain America

16. Apa itu Indonesia emas? Para pejabat mengatakan minat baca bangsa kita akan naik saat Indonesia emas. Tak ada definisi jelas apa itu Indonesia emas? Ketika negara maju berpikir bagaimana meningkatkan minat baca, gemar membaca, dan budaya literasi dalam waktu cepat (2 tahun saja), Indonesia menunggu Indonesia emas, 10 atau 20 tahun lagi?

17. Penjara Pikiran. Ketika negara lain optimis bisa meraih skor PISA tertinggi, menteri pendidikan kita malah terpenjara pikirannya, jangan terlalu berharap katanya? Motivator bilang kalau kita berpikir kecil hasilnya juga kecil.

18. Percuma Ganti Menteri. Kita sudah gonta ganti kurikulum, menteri pendidikan, bahkan presiden, tapi mutu pendidikan kita tetap termasuk terendah di ASEAN bahkan dunia. Mengapa, karena pejabat tinggi penentu kebijakan di bawah menteri itu itu saja. Mereka tidak mau berubah, bahkan konsep lama dipertahankan.

19.Tidak mau berubah. Ketika pak Jokowi mengatakan bahwa mereka yang menang adalah mereka yang mau berubah, kementerian pendidikan kita sulit menerima perubahan, dan tidak mau berubah. Ini diakui sendiri oleh pak Nadiem Makarim.

Baca Juga: TERBARU, Segini Besaran Dana yang Diterima Peserta Kartu Prakerja Gelombang 62, Ada Uang Jutaan Rupiah

20. Anggaran dihamburkan tak efektif. Berapapun anggaran literasi jika dikelola dengan baik pasti dapat digunakan untuk meningkatkan minat baca dan mutu pendidikan kita. Apa guna sering seminar dan acara seremonial tapi yang dibicarakan cuma laporan indeks literasi kita dan himbauan membaca itu penting.

Siapapun tahu itu. Sampai lebaran kuda tidak bakal bisa menaikkan indeks literasi kita, seberapa besar pun anggaran yang digelontorkan. Kenapa tak dibuat pelatihan cara meningkatkan minat baca yang kreatif di sela rapat atau seminar?

21. Metode Baca Ketinggalan. Ketika negara lain sudah belajar teknologi membaca, bagaimana membaca 1 halaman 1 detik, kita membaca satu kalimat pun sulit mengerti, karena kita tidak pernah diajarkan dan dibiasakan membaca cepat, benar dan efektif.

22. Hanya meeting, hasil tak ada. kita rajin adakan meeting, Seminar dan sarasehan literasi dengan anggaran fantastis, milyaran. Tapi para pejabat literasi kita hanya bisa bicara bahwa buku itu penting, buku itu bermanfaat. Setiap orang harus baca buku.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7

Berita Terkait