Jenderal Pembunuh Kucing
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 19 Agustus 2022 10:36 WIB
Kedua, kalau pun kucing-kucing itu terbukti sangat mengganggu lingkungan Sesko, tetap saja tak ada alasan untuk dihabisi nyawa mereka karena kucing bukanlah hama bagi lingkungan seperti tikus, ular, atau babi hutan, yang biasa ditembaki penduduk dengan senjata angin, seperti sering dilakukan di sejumlah wilayah tanah air.
Baca Juga: Mikrajuddin Abdullah: Reputasi Akademik Indonesia vs Negara negara Anggota G20
Ketiga, dengan model eksekusi sedingin itu perlu diperiksa lebih teliti setiap jengkal tanah di kawasan Sesko TNI. Bisa jadi ini bukan kejadian pertama selain merupakan fenomena gunung es yang baru terungkap sekarang. Jangan-jangan ada kuburan kucing tanpa batu nisan di kawasan tempat terhormat itu.
Keempat, seharusnya pengungkapan tragedi pembunuhan kucing ini tak perlu melibatkan Panglima TNI, cukup sampai level Dansesko saja. Biarkan Panglima TNI dengan keterbatasan waktu yang dimiliki untuk lebih konsentrasi menghadapi tugas-tugas nasional yang jauh lebih berat dan kritikal, semisal aksi terorisme KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) Papua yang terus membunuhi warga sipil tanpa kenal ampun.
Dalam sejarah peradaban dunia, kucing tak pernah dikenal sebagai hewan pengganggu yang harus dibunuh dan dilenyapkan dengan segala cara. Bahkan mereka merupakan salah satu hewan sahabat terbaik manusia.
Catherine Yang Agung, maharani terakhir Rusia dan terlama memerintah (1762-1796), memelihara 300 ekor kucing di Istana Musim Dingin St. Petersburg yang dibiarkan berkeliaran di lorong-lorong istana. Dari jumlahnya saja, bisa dipastikan Maharani Catherine adalah salah seorang pecinta kucing paling fanatik.
Baca Juga: Haidar Bagir: Apakah Nasionalisme Itu Bid'ah - Renungan Pendek Menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia
Abraham Lincoln (1809-1865) juga pecinta kucing kelas berat. Presiden AS ke-16 ini adalah presiden pertama yang memelihara kucing saat tinggal di Gedung Putih. Selain Tabby dan Dixie, dua kucingnya yang sohor—Lincoln bahkan pernah memberi makan Tabby saat berlangsung jamuan formal di Gedung Putih, membuat istrinya Mary Todd risih dan sungkan kepada para tamu. Namun Lincoln tak peduli . Selama empat tahun menjabat sebagai POTUS ( the President of The United States), Lincoln berulang kali menyelamatkan kucing jalanan dan membawa mereka ke Gedung Putih sebagai teman bermain Tabby dan Dixie.
Pelopor perawat modern Florence Nightingale (1820-1910) pernah memelihara 17 ekor kucing pada waktu bersamaan. Sementara total kucing yang pernah dipelihara sepanjang hidupnya diperkirakan 60 ekor atau lebih. Hampir semuanya kucing jalanan yang kumuh-buduk yang dirawatnya menjadi kucing-kucing sehat-gemuk.
Salah seorang Bapak Bangsa Indonesia, Bung Hatta (1902-1980)--yang pekan lalu (12 Agustus) diperingati 120 tahun hari kelahirannya—juga pecinta kucing sejati. Bung Hatta yang pendiam rupanya punya selera humor tinggi karena menamai binatang-binatang peliharaan kaki empatnya itu dengan nama-nama tokoh politik dunia: Hitler, Mussolini, Franco, dan Tito. Satu kucing lagi diberi nama Turki (bukan Kemal Attaturk). Namun kucing kesayangannya adalah yang diberi nama Jonkheer (Inggris: “young lord”), nama yang diambil Bung Hatta dari sebuah gelar bangsawan pada masyarakat Belanda.