DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Petaka Ke-sembrono-an Sambo yang Akhirnya Mengalir Sampai Jauh

image
Ferdy Sambo Akhirnya Mengakui Jika Kematian Brigadir J Adalah Rekayasa Semata

Menunjukkan bahwa, ada persaingan internal yang ditunggangi pihak eksternal untuk membuat Kepolisian sulit menjadi institusi yang bersih dan independen.

Realitas lain bahwa "polisi ngobyek" bukan rahasia lagi, dari tingkat terendah hingga tertinggi. Absurdnya, seperti kasus Aiptu Labora seorang polisi berpangkat rendahan, bisa sedemikian berkuasa justru di Papua.

Ketika ia menjadi aktor utama praktek illegal logging dan penyelundupan BBM. Bisnisnya tidak main2 menyangkut duit hingga ukuran trilyun.

Cerita serupa, terjadi pada kasus penambangan minyak ilegal di Jambi maupun penambangan emas di Kalimantan Utara yang jelas menyebabkan kerusakan hutan yang sangat parah.

Baca Juga: Hasil Liga 1: Duel Panas Persib Bandung vs PSIS Semarang Berakhir Dengan Kemenangan Perdana Maung Bandung

Citra polisi makin berjelaga, menyangkut kasus penghapusan "Red Notice" Joko Chandra, tersangka buron internasional yang jejak kriminalnya tak hanya di Indonesia, tetapi juga ke manca negara seperti Malaysia, Hongkong, dan Australia.

Sial, betul justru "oknum2" jendral itu seolah tutup mata membiarkan ia lolos dan kembali berkiprah di Indonesia, setelah menerima uang suap.

Kasus besar seperti ini, menular kepada perkara2 kecil hingga kasus2 pencurian, pelecehan sosial, maupun pemerkosaan yang "diabaikan". Hingga muncul tagar yang viral #percumalaporpolisi. Membuat citra polisi berada titik yang paling rendah.

Kedua, kasus yang semula dipahami secara sederhana sebagai "kasus tembak menembak di rumah seorang jendral". Sebenarnya adalah pintu masuk yang paling tepat untuk menguak betapa buruknya perilaku para oknum pejabat di lingkungan Kepolisian.

Baca Juga: Film Sayap Sayap Patah, Tentang Lelaki Manis dan Perempuan yang Gagah

Halaman:

Berita Terkait