Petaka Ke-sembrono-an Sambo yang Akhirnya Mengalir Sampai Jauh
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 13 Agustus 2022 21:23 WIB
Publik yang berharap ada sebuah cerita kronik, yang pelik dan kompleks ala Agatha Christie tentu menjadi kecewa. Peristiwa sesungguhnya tak serumit yang publik harapkan, terlalu banyak celah.
Bahkan bagi sebagian "orang dalam" atau "petinggi tertinggi pemerintahan" tentu sudah mudah paham sejak awal. Tak perlu banyak teori untuk memahami adanya rekayasa atau skenario yang sengaja dibikin terlalu ceroboh dan terburu-buru.
Menunjukkan bahwa kali ini bukan sebagaimana kasus ala maling jemuran atau pengecer narkoba yang ditembak kakinya, karena prasangka akan kabur. Sebuah skenario murahan yang apalan.
Kali ini, sejak awal Kepolisian dalam arti seluas-luasnya tertembak tepat di jantungnya. Tapi apa sesungguhnya yang terjadi, hingga kasus ini menyamber, mengular, bahkan menguliti banyak pihak yang semestinya diam saja dan tak terlibat.
Baca Juga: Tipu Daya Diving Taisei Marukawa yang Bikin Nick Kuipers Kesal Bukan Main, Netizen: Yoh Diving Yoh
Hingga akhirnya, untuk pertama kalinya bahkan seorang Kapolri harus selalu melakukan konferensi pers sendiri, tanpa mewakilkan kepada pihak terkait, Biro Humas misalnya. Segenting apakah kasus ini. Saya mencatatnya ada beberapa hal menarik.
Pertama, tentu saja ini bukan kasus pertama yang menunjukkan betapa "kotornya" rumah besar yang namanya intitusi kepolisian. Justru ketika ia disapih menjadi institusi mandiri terlepas dari TNI, sejak 20 tahun terakhir.
Sejak era Reformasi bergulir, betapa upaya membersihkannya selalu sulit dan tersaruk masalah rivalitas kepentingan internal, maupun eksternal khususnya dengan KPK. Kasus Cicak-Buaya Jilid 1-3.
Sejak kasus simulator SIM, Susno Duaji, kriminalisasi Budi Gunawan, menduanya Novel Baswedan, hingga saling mengkriminalisasi antara POLRI dan KPK.
Baca Juga: Persib Bandung Melawan PSIS Semarang, David da Silva Sumbang 2 Gol