Supriyanto Martosuwito: Orde Baru Membantai Muslim
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 12 Mei 2023 13:45 WIB
Masyarakat Tanjung Priok memperkirakan total 400 orang terbunuh atau hilang, sedangkan laporan lainnya memperkirakan hingga 700 korban.
Korban yang tewas diangkut truk dan dikuburkan secara massal di Pondok Rangon - Jakarta Timur, dan kuburan itu masih ada samlai sekarang.
Februari 1989, terjadi penyerbuan tentara ke kelompok Islam Radikal Warsidi di Lampung. Menurut data Komite Solidaritas Mahasiswa Lampung (Smalam), tim investigasi dan advokasi korban peristiwa Talangsari, setidaknya 246 penduduk sipil tewas dalam bentrokan tersebut.
Menurut buku "Talangsari 1989, Kesaksian Korban Pelanggaran HAM Lampung", korban berjumlah 300 orang. Ratusan anak buah dan pengikut Warsidi ditangkap.
Baca Juga: Karto Bugel: Jika Anies Bilang Belok Kiri, Berarti yang Benar Adalah Belok Kanan
Komnas HAM mencatat tragedi Talangsari menelan 130 orang terbunuh, 77 orang dipindahkan secara paksa, 53 orang dirampas haknya sewenang-wenang, dan 46 orang lainnya disiksa.
Tahun 1996 ketika Abdurrahman Wahid baru dinobatkan memegang tampuk pimpinan NU, kepengurusannya tidak diakui pemerintah Orde Baru. Maka untuk mengacaukan kepemimpinan Gus Dur, rezim Orba menciptakan konflik dengan mendorong berdirinya NU tandingan yang dipimpin Abu Hasan.
Masa itu NU berhadapan dengan penguasa. Saat itu, NU dipandang sebagai bagian dari “Islam ekstrim”, dan karena itu perlu dikikis.
Para ulama NU dituduh memfitnah satu persatu diperiksa aparat, diintimidasi, untuk meruntuhkan mental mereka.
Baca Juga: Elon Musk: Saya Sudah Temukan Seorang Wanita untuk Memimpin Twitter Sebagai CEO Baru