Agama Sebagai Produk Budaya Manusia: Review Pemikiran Denny JA tentang Agama Warisan Kultural
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 23 April 2023 10:34 WIB
Selama ratusan tahun manusia terkungkung oleh mitos dan dongeng yang diajarkan kitab suci. Seringkali, mitos-mitos itu dijadikan alasan untuk berperang, membunuh, dan membenci.
Peran Intelektual
Sains dan ilmu pengetahuan mungkin tidak bisa secara instan menghapus memori tentang agama dan tuhan dari benak manusia.
Tapi, bukti-bukti empiris menunjukkan, semakin banyak orang bergelut di dunia ilmiah, semakin besar potensinya untuk meninggalkan keyakinan agama.
Sebuah survei yang dilakukan Pew Research Center menunjukkan bahwa ateisme di kalangan ilmuwan jauh lebih besar dibanding masyarakat awam.
Survei yang dilakukan pada 2009 itu menunjukkan, hanya 33 persen ilmuwan di Amerika Serikat yang percaya pada tuhan. Sisanya tak percaya. Sedangkan di kalangan awam, 83 persen orang masih percaya pada keberadaan tuhan.
Artinya, semakin banyak orang terekspos penjelasan ilmiah, semakin besar kemungkinannya menjadi ateis. Sebaliknya, mereka yang tidak memiliki alternatif penjelasan terhadap misteri kehidupan, akan tetap mengandalkan agama.
Lalu, apakah agama akan segera punah? Apakah dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, agama bakal ditinggalkan orang?
Menurut saya, jawaban atas pertanyaan ini kurang-lebih sama dengan fenomena yang dijelaskan Inglehart.
Agama tak segera ditinggalkan manusia karena jumlah negara yang tak nyaman di dunia jauh lebih banyak ketimbang yang nyaman.