Agama Sebagai Produk Budaya Manusia: Review Pemikiran Denny JA tentang Agama Warisan Kultural
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 23 April 2023 10:34 WIB
Sekitar 500 atau 1000 tahun silam, teolog dan filsuf masih berdebat tentang agama dan tuhan sebagai fenomena yang "nyata" dan "objektif." Tapi, ilmu pengetahuan modern menjelaskannya sebagai bagian dari "dongeng" dan "fiksi" rekaan manusia purba.
Metafisika dan hal-hal gaib memang bukan bagian dari objek sains. Tapi, jejak-jejaknya yang memiliki implikasi langsung bagi kehidupan manusia bisa diteliti dan dijelaskan.
Klaim-klaim agama tentang penciptaan manusia dan alam semesta terbukti keliru dan tak memiliki pijakan ilmiah sama sekali. Biologi modern berjalan di atas fondasi evolusi dan penolakan terhadap konsep penciptaan yang dianut hampir semua agama.
Produk Budaya
Sebelum sains modern lahir, informasi manusia tentang berbagai peristiwa yang disebutkan dalam kitab suci diyakini sebagai sesuatu yang valid dan harus diterima kebenarannya.
Tapi, sejak sains modern lahir dan berbagai disiplin ilmu sosial seperti Sejarah, Arkeologi, Antropologi, dan Sosiologi melakukan eksplorasinya, informasi kitab suci tak lagi bisa ditelan begitu saja. Terlalu banyak kekeliruan dan kesalahan historis di dalamnya.
Apa yang diuraikan saudara Denny JA seputar temuan para arkeolog dan antropolog tentang tokoh-tokoh agama seperti Adam, Nuh, Ibrahim, dan Musa adalah bagian dari kerja-kerja kritis ilmu pengetahuan.
Selama ratusan tahun manusia didoktrin untuk percaya pada nama-nama itu sebagai tokoh nyata yang ada dalam sejarah. Tapi, para arkeolog dan ahli sejarah menegaskan bahwa semua nama itu hanyalah tokoh fiktif yang tak pernah ada.
Taurat, yang menjadi sumber semua kisah itu, ternyata hanyalah kumpulan dongeng yang ditulis para rabi Israel ketika mereka diasingkan di Babilonia pada abad ke-6 SM.
Informasi tentang sejarah penulisan Taurat sangatlah penting. Sayangnya, jarang diketahui orang, khususnya umat beragama.