DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Bendera LGBT di Masjid dan Menjadi Muslim dengan Nilai Eropa

image
Ilustrasi Pengibaran Bendera LGBT.

Baca Juga: Piala AFF U19: Seri Lawan Thailand, Indonesia Harus Menang di Pertandingan Sisa

Tapi yang manapun yang benar dan salah, toh yang salah tetap bisa dan boleh diyakini oleh lebih dari satu milyar manusia dan lebih dari seribu tahun.

Jika orang boleh meyakini fakta yang salah, mengapa orang tak boleh meyakini gaya hidup yang berbeda, termasuk mengenai LGBT?

Negara modern membedakan antara tindakan kriminal dan tindakan berdosa. Yang dilarang oleh negara modern hanyalah tindakan kriminal. Soal tindakan berdosa itu dibiarkan menjadi urusan komunitas dan individu masing masing.

Bagi orang Islam, itu berdosa jika makan babi. Tapi negara tak boleh menghukum warga negaranya yang makan babi.

Baca Juga: Menu Memasak Daging Kurban Lamb Curry yang Nikmat dan Lezat

Bagi orang Kristen,  juga agama lain, itu berdosa jika menyembah berhala. Namun negara modern tak bisa menghukum orang yang menyembah uang atau menyembah kekuasaan.

Makan babi, menyembah berhala itu adalah dosa bagi agama tertentu. Tapi itu bukan tindakan kriminal.

Hal yang sama dengan LGBT. Itu adalah tindakan berdosa bagi tafsir agama tertentu, tapi itu bukan tindakan kriminal bagi negara modern.

Tidaklah kita heran jika ada masjid yang mengibarkan bendera LGBT di Jerman itu dibiarkan saja oleh pemerintah Jerman.

Halaman:
1
2
3
4
5
6

Berita Terkait