DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Bendera LGBT di Masjid dan Menjadi Muslim dengan Nilai Eropa

image
Ilustrasi Pengibaran Bendera LGBT.

Baca Juga: Satupena Akan Diskusikan Sumbangsih Penulis Untuk Kebudayaan Kalimantan Timur

Dua pemikir dan profesor paling kuat pengaruhnya menanamkan hadirnya Islam Eropa.

Pertama, Bassam Tibbi. Ia lahir di Damaskus, Suriah tahun 1944. Namun ia tumbuh dan tinggal di Jerman. Sejak tahun 1992, ia sudah menulis dan menerbitkan paper berjudul Euro Islam (terbit tahun 1995).

Kedua, Tariq Ramadhan. Ia seorang muslim kelahiran Swiss, tahun 1962. Tariq menulis buku berjudul To Be a European Muslim (1999).

Menurut dua pemikir itu, dalam Islam, juga dalam setiap agama, harus dibedakan antara yang esensial dan yang temporal. Sistem politik, ekonomi, dan budaya adalah temporal belaka.

Baca Juga: Cara Paling Ampuh untuk Mengubah Klik menjadi Pelanggan

Menurut mereka, kita tak perlu beragama dengan mengikuti semua sistem politik, ekonomi, budaya, dan gaya hidup ketika agama itu didirikan. Zaman berubah cepat.

Kita bisa beragama dengan sistem politik, ekonomi, budaya, dan gaya hidup masa kini yang berbeda sama sekali, bahkan bertentangan dengan kondisi ketika para nabi itu hidup.

Bahkan Tariq Ramadhan keras sekali menyatakan. Kaum muslim di Eropa yang sudah terbiasa dengan western values, dengan demokrasi, hak asasi, ilmu pengetahuan, justru  harus menarik jarak dan meninggalkan Islam dengan kultur Timur Tengah, yang dianggap keterbelakang.

Konsekwensi dari pemikiran Bassam Tibbi dan Tariq Ramadhan bisa sangat jauh.

Halaman:
1
2
3
4
5
6

Berita Terkait