PDI Perjuangan, Partai Politik yang Lahir di Kancah Perjuangan Melawan Rezim Soeharto
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 06 April 2023 07:15 WIB
Pemerintah juga terus melakukan intervensi untuk mengganggu kepemimpinan Megawati di PDI. Pemerintah memanfaatkan politisi-politisi oportunis di dalam tubuh PDI yang pro-rezim Orde Baru. Mereka lebih tunduk pada arahan pemerintah ketimbang mendukung konsolidasi internal partai.
Pemerintah Soeharto kemudian berusaha mencopot Megawati dari kepemimpinan PDI dengan mensponsori Kongres PDI di Medan pada Juni 1996. Soeharto memanfaatkan konflik internal di tubuh PDI dan mencoba mengangkat kembali Soerjadi menjadi Ketua Umum PDI untuk menggantikan Megawati.
Saat itu tidak ada politisi PDI lain di kubu pro-pemerintah yang bisa diandalkan untuk menandingi Megawati. Tetapi Kongres Medan 1996 ini justru menyulut perlawanan dari para simpatisan Megawati dan aktivis prodemokrasi di Jakarta dan di daerah-daerah. Aksi protes pun terjadi di beberapa kota.
Peristiwa 27 Juli 1996
Rezim Soeharto lalu merancang penyerbuan fisik terhadap markas PDI di Jalan Diponegoro 58, Jakarta Pusat. Serangan yang memicu kerusuhan besar ini dikenal sebagai Peristiwa 27 Juli 1996 atau Peristiwa Sabtu Kelabu.
Menurut laporan Komisi Nasional Hak-hak Asasi Manusia (Komnas HAM), akibat penyerbuan itu 5 orang tewas, 23 orang hilang, dan 149 orang terluka.
Pameran kekejaman militeristis pada Peristiwa 27 Juli 1996 dimaksudkan sebaai pesan keras untuk gerakan-gerakan prodemokrasi yang anti-Soeharto dan anti-Orde Baru. Namun upaya represif rezim Orde Baru itu gagal membungkam gerakan prodemokrasi yang sedang tumbuh.
Krisis moneter dan krisis ekonomi melanda Indonesia mulai 1996. Kenaikan harga kebutuhan pokok memicu aksi-aksi protes. Gerakan mahasiswa yang masif muncul di berbagai kampus.
Baca Juga: NAH LO, Trik Ibu Ida Dayak Meluruskan Tulang Dibongkar Pesulap Merah, Disebut Tukang Urut Biasa