PDI Perjuangan, Partai Politik yang Lahir di Kancah Perjuangan Melawan Rezim Soeharto
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 06 April 2023 07:15 WIB
PDI terbentuk pada 10 Januari 1973 sebagai fusi (penggabungan) dari partai politik nasionalis, yakni Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba), dan Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI). Dua partai agama bergabung juga dalam fusi ini, yaitu Partai Kristen Indonesia (Parkindo) dan Partai Katolik.
PPP, Golkar dan ABRI
Partai-partai berbasis Islam dipaksa bergabung dalam PPP (Partai Persatuan Pembangunan). Sedangkan partai pendukung pemerintah adalah Golongan Karya (Golkar), yang memiliki basis luas di birokrasi.
Militer (ABRI) sebagai pendukung rezim diberi jatah kursi permanen di parlemen tanpa harus mengikuti pemilihan umum.
Soeharto berdalih, kehadiran wakil tetap ABRI di parlemen itu diperlukan untuk mengamankan ideologi negara Pancasila. Orde Baru sempat mengalami masa kejayaannya.
Baca Juga: BRI Liga 1: Bhayangkara FC Melawan Barito Putera Berakhir Imbang Tanpa Pemenang
Namun, masa kejayaan Orde Baru akhirnya mulai surut. Terjadi keretakan internal di dalam rezim. Bisnis-bisnis keluarga Soeharto yang mulai diberitakan oleh media tampaknya memperlihatkan guncangan, setidaknya pada posisi pribadi Soeharto atau pada sistem yang dipimpinnya (Liddle, 1998).
Bourchier dan Hadiz (2003) membagi masa kekuasaan Orde Baru 1966-1998 menjadi empat periode, yakni periode pembentukan format (1966-1973), periode kejayaan (1973-1988), periode ketegangan dan kontradiksi (1989-1997), dan kejatuhan (1998).
Orde Baru mengalami pasang dan surut dalam masa kekuasaannya, dan akhirnya runtuh setelah lebih dari 30 tahun berkuasa.