Dari Ajang IMLF: Paparan Victor Pogadaev, David Reeve, Hingga Tantangan Denny JA
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 03 Maret 2023 22:46 WIB
Terjemahan sastra Indonesia mulai diterbitkan di Rusia sejak awal tahun 1950-an, setelah Indonesia mempertahankan kemerdekaannya. Mula-mula yang menonjol adalah terjemahan puisi.
Baca Juga: Bacaan Lengkap Niat Puasa Ramadhan 2023 Beserta Artinya, Tolong Dihafal
Proses penerjemahan itu masih berlangsung hingga saat ini. Sejumlah penulis asal Minangkabau termasuk yang telah diterjemahkan karyanya. Pogadaev menyebut terjemahan karya sastra Indonesia ke bahasa Rusia sebagai “dialog peradaban.”
Sedangkan David Reeve adalah Indonesianis, yang mengajar di University of New South Wales, Sydney, Australia. Warga Australia ini juga pernah mengajar di Fakultas Sastra Universitas Indonesia (sekarang menjadi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI).
Di ajang IMLF, Reeve membahas fenomena yang agak baru. Yakni, karya sastra (serta film) Indonesia yang mengambil setting cerita di luar negeri. Sejak tahun 2000 sekitar 150 novel dan film Indonesia --setidaknya-- telah muncul dengan karakter Indonesia di luar negeri.
Menurut Reeve, ini berbeda dengan 55 tahun kemerdekaan Indonesia sebelumnya. Selama 10 tahun terakhir, Indonesia telah menunjukkan minat baru terhadap diaspora Indonesia, dari Madagaskar hingga Kaledonia Baru.
Jika Pogadaev bisa dibilang lebih banyak membahas karya penulis Indonesia masa lalu, dan Reeve membahas karya-karya masa sekarang, maka penulis entrepreneur dan Ketua Umum SATUPENA Denny JA secara tak langsung telah membahas masa depan.
Denny menampilkan 15 lukisan karyanya, yang dibuat dengan aplikasi kecerdasan buatan (AI, artificial intelligence) di arena IMLF. Aplikasi menggambar dan melukis otomatis menggunakan AI untuk menghasilkan gambar atau karya seni berdasarkan input pengguna.
Seperti dibuktikan oleh Denny, aplikasi ini dapat digunakan untuk membuat lukisan dari berbagai macam gaya seni, mulai dari potret realistis hingga komposisi abstrak.