DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Dari Ajang IMLF: Paparan Victor Pogadaev, David Reeve, Hingga Tantangan Denny JA

image
Dr Satrio Arismunandar di area IMLF Sumbar

Maka jajaran pemerintah setempat, melalui berbagai unit dan kembaga, serta pengelola perguruan tinggi, perlu mengeluarkan instrumen kebijakan, perangkat pembelajaran, alat dan sumber belajar, serta struktur pembelajaran dan asesmen, yang dapat mengukur tingkat capaian literasi peserta didik.

Baca Juga: BRI Liga 1: Persikabo 1973 Melawan Bali United, Brace Pedro Henrique Bawa Laskar Padjajaran Raih Tiga Angka

Mereka juga perlu menciptakan ekosistem pelestarian dan penyelamatan naskah kuno, seni sastra tradisional, tradisi lisan, dan bentuk representasi budaya lokal lainnya, bersama industri kreatif yang relevan, yang dapat menopang eksistensi finansial literasinya.

Mereka perlu menggiatkan produksi buku berbahasa Minangkabau dan distribusinya, dengan mempertimbangkan konten dan sasaran pembaca secara arif dan bijaksana.

Gerakan literasi Minangkabau perlu secara aktif dan kreatif mengadopsi teknologi digital dalam input, proses, dan output, agar produk atau karya yang dihasilkan relevan dengan mudah diakses oleh kalangan milenial yang sangat dekat dengan media digital.

Untuk mendukung semua rekomendasi tersebut, pada domain penganggaran, Pemerintah Daerah di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota perlu mengalokasikan setidaknya 1% (satu persen) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk pemajuan literasi budaya Nusantara (Minangkabau khususnya).

Baca Juga: Fakta Keindahan Alam Kabupaten Kuningan yang Bikin Sandiaga Uno Kagum: Rekomendasi Wisata Keluarga!

Sebagai bahan refleksi, saya ingin mengangkat tiga pembicara yang hadir di IMLF. Karena keterbatasan ruang, tak mungkin saya mengangkat semua pembicara di IMLF.

Maka saya membatasi pada pembicara dengan narasi krusial bagi Minangkabau. Mereka adalah Victor Pogadaev, David Grant Reeve, dan Denny JA. Victor Alexandrovich Pogadaev adalah akademisi Rusia, ahli sejarah dan budaya Asia Tenggara.

Fasih berbahasa Indonesia, Pogadaev (sekarang 76 tahun) secara ekstensif telah menerjemahkan banyak puisi dan karya sastra Indonesia ke bahasa Rusia. Dia juga ikut menyusun Kamus Rusia-Indonesia dan Kamus Indonesia-Rusia.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Berita Terkait