ANALISIS: Rocky Gerung Sengaja Provokasi untuk Panaskan Situasi di Aksi Sejuta Buruh, 10 Agustus
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 01 Agustus 2023 09:25 WIB
ORBITINDONESIA.COM – Bahwa Rocky Gerung sering mengeritik pemerintah dan Presiden Jokowi, bukan hal baru. Namun dalam ceramahnya baru-baru ini, ada hal yang berbeda.
Rocky Gerung tampaknya sengaja memilih diksi dan istilah yang sangat menghina Jokowi, seperti sebutan bajing*n, pengec*t, dan sebagainya. Itu sebutan yang provokatif, sarat emosi dan bernada kebencian.
Tetapi Rocky Gerung bukanlah orang bodoh yang lugu. Maka hasutan massa dan provokasi itu pasti disengaja untuk membikin marah para relawan dan pendukung Jokowi. Tetapi apa target Rocky sebenarnya?
Baca Juga: Dr Abdul Aziz: Korupsi Itu Extraordinary Crime, Marsekal
Apa kalkulasi politik yang melatarbelakanginya, sehingga Rocky seakan-akan merasa aman dari tuntutan hukum (pasal penghinaan)? Apakah Rocky bermanuver seorang diri, atau ada kekuatan lain yang bermain di belakangnya?
Nah, mari kita runut ke belakang. Sejumlah serikat buruh telah merencanakan untuk melakukan aksi demo akbar satu juta buruh di Jakarta pada Kamis, 10 Agustus 2023.
Untuk tujuan itu, pimpinan cabang Serikat Pekerja, Logam Energi Mesin (PC SP LEM) SPSI Kota/Kabupaten Bekasi pimpinan Warnadi Rakasiwi menggelar konsolidasi.
Konsolidasi digelar di ruangan Muzdalifah, Islamic Centre, Kota Bekasi di Jalan Ahmad Yani Margajaya, Bekasi Selatan, dan dihadiri ratusan buruh pada Sabtu, 29 Juli 2023. Terlihat hadir Rocky Gerung di acara itu.
Baca Juga: Seorang Pelajar 15 Tahun Tewas Usai Jadi Korban Penganiayaan Anak Ketua DPRD Ambon, Alasannya Sepele
Hadir juga Ketua Umum K-SPSI Mochamad Jumhur Hidayat, Ketua Umum PP SP LEM SPSI Ir. Arief Winardi, Presiden KASBI Neneng Elitos, Ketua Umum PP SPN Joko Heryawan, Presiden ASPEK Mirah Sumirah, Pimpinan SP SPMI Nur Hidayat, Aliansi Buruh Pelabuhan Ahmad Sugeng, Wakil Ketua DPP K-SPSI Idrus, tokoh Buruh Saud Aritonang, dan Ketua DPC FSBDSI Kota dan Kabupaten Bekasi Saepudin dan Sekretaris DPC K-SPSI Kota dan Kabupaten Bekasi Fajar Winarno.
Wanardi Rakasiwi mengatakan, demo akbar ini bertujuan menuntut Pemerintah agar segera membatalkan Undang-Undang Cipta Kerja, Omnibus Law, Cluster Ketenagakerjaan yang dianggap merugikan masyarakat pekerja dan buruh di seluruh Indonesia.
Sementara itu Mochamad Jumhur Hidayat mengajak seluruh tokoh serikat buruh (SB) dan Serikat pekerja (SP) untuk hadir dan optimis bahwa aksi 10 Agustus 2023 akan menghasilkan kemenangan.
Rocky Gerung, menanggapi rencana demo akbar itu menyatakan, aksi itu adalah upaya para tokoh serikat buruh dan serikat pekerja mencari gara-gara dengan pemerintah.
Rocky mungkin berkalkulasi bahwa di tahun politik 2023, pemerintah Jokowi tidak ingin ada gangguan terhadap stabilitas politik. Pemerintah tak menghendaki situasi rusuh, yang bisa mengacaukan jadwal pemilu dan pilpres 2024.
Maka, dengan pertimbangan itu, aksi buruh 10 Agustus akan ditangani sedemikian rupa agar tidak meluas dan tidak terjadi ekses kekerasan. Sehingga Rocky percaya diri bahwa ucapan-ucapan provokatifnya diperkirakan tidak akan ditindak keras oleh pemerintah.
Tetapi jika pemerintah melakukan tindakan keras, Rocky akan tampil sebagai pahlawan. Rocky akan berperan sebagai korban (playing victim) represi pemerintah dan menjadi martir pembela buruh. Bukan kebetulan bahwa Rocky melontarkan ucapan-ucapan provokatifnya di forum pertemuan buruh.***