Ke Gontor Apa yang Kau Cari: Penganiayaan Berbuah Kematian di Perkemahan Kamis dan Jumat
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 06 September 2022 19:36 WIB
Oleh Akmal Nasery Basral*
ORBITINDONESIA - “,Orang yang benar niatnya akan menemukan ilmu yang bermanfaat dan berkah. Akan mudah baginya memberikan kemanfaatan ilmunya.” ~ KH Ahmad Zarkasyi (1910 - 1985).
Ini skenario buruk yang bisa saja terjadi di masa depan: orang tua akan berpikir seribu kali sebelum mengirimkan anak-anak mereka ke pondok pesantren. Sebab anak perempuan rentan menjadi korban pencabulan, sedangkan anak lelaki dipulangkan dalam keadaan mati. Seperti dialami seorang santri bernama Albar Mahdi.
Kisah ini bermula dari perkajum (perkemahan Kamis dan Jum’at) santri ponpes Gontor 1, Ponorogo, Jawa Timur, pada 18-19 Agustus 2022.
Baca Juga: Wow, Film Mumun Sukses Buat Penonton Terpukau Sampai Banyak Bioskop Full House
Albar Mahdi yang berusia 17 tahun—biasa dipanggil Aat—ditunjuk sebagai ketua pelaksana. Dia santri aktif dan berprestasi. Saat pertama datang dari Palembang mendapat tempat sebagai santri ponpes Gontor 4, Banyuwangi. Kecerdasannya membuat para guru merekomendasikan anak sulung dari tiga bersaudara pasangan Rusdi-Siti Soimah itu untuk menimba ilmu di Gontor 1.
Tiga hari usai Perkajum, sekitar pukul 10.20 WIB (Senin, 22/8), Soimah menerima telpon dari Gontor yang mengabarkan putranya mengembuskan napas terakhir pukul 06.45 WIB. Penyebabnya? Terjatuh akibat kelelahan sebagai ketua pelaksana perkajum. Soimah terkejut mengapa butuh waktu hampir empat jam untuk menyampaikan kabar duka sementara data orang tua santri lengkap di ponpes?
Selasa siang jenazah Aat tiba di Palembang. Seorang ustaz dari Gontor yang menyerahkan jenazah kepada keluarga dengan mengatakan penyebab kematian Aat akibat kelelahan. Anak ini “mati syahid”.