Ke Gontor Apa yang Kau Cari: Penganiayaan Berbuah Kematian di Perkemahan Kamis dan Jumat
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 06 September 2022 19:36 WIB
Keluarga curiga melihat kain kafan pembungkus jenazah yang di beberapa bagian berwarna merah tersebab rembesan darah. Soimah sebagai ketua arisan perkumpulan orang tua santri Gontor di Palembang—beranggota 20-an orang—juga mendengar info berbeda dari orang tua santri lainnya mengenai penyebab kematian anaknya.
Baca Juga: AS Menuding, Rusia Akan Membeli Roket dan Peluru Artileri dari Korea Utara Untuk Perang di Ukraina
Maka perempuan yang sehari-hari berprofesi sebagai wartawati media Suara Nusantara (koransn.com) itu meminta ustaz pengantar jenazah Aat tetap di rumah mereka, sabar menunggu kedatangan dokter yang akan dihubungi untuk melakukan forensik. Strategi ini berhasil. Sang ustaz pun mengubah keterangannya: Aat meninggal dunia akibat penganiayaan yang terjadi di Perkajum. Namun dia tidak tahu kejadian rincinya.
Usai pemakaman, Soimah dan Rusdi menghubungi pengelola ponpes Gontor untuk mendapatkan informasi lengkap. Tak ada jawaban memuaskan dari pesantren terkemuka tersebut. Soimah lalu menulis kronologi kematian putra sulungnya di laman Facebook pribadi (31/8). Tetap tak ada tanggapan memuaskan dari PMDG (Pondok Modern Darussalam Gontor) yang diharapkan keluarga.
Ahad 4 September, Soimah menempuh cara lain. Dia datangi pengacara Hotman Paris Hutapea yang sedang menggelar acara di Palembang. Dengan bersimbah air mata, dia kisahkan tragedi pilu yang menimpa anaknya. Hotman merekam dan menyiarkan lewat akun IG sembari meminta Kapolda Jawa Timur untuk mengungkap kasus ini. Dari sana kasus menggelinding, dan bergaung ke seantero negeri.
Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo merespon dengan mengatakan pihaknya tak mendapat laporan apapun soal kematian Aat dari PMDG.
Baca Juga: Humor – Telepon Emas di Gereja untuk Menelepon Langsung ke Surga Dengan Biaya 10 Ribu Dollar AS
Ahad malam, polisi mendatangi ponpes Gontor 1. Pertemuan dadakan digelar tertutup tak boleh diliput wartawan. Keesokan harinya, Senin (5/9)—kemarin—PMDG mengeluarkan pernyataan resmi melalui juru bicara Noor Syahid yang mengakui adanya dugaan tindak kekerasan terhadap Aat.
“Kami bertindak cepat dengan menghukum mereka yang terlibat,” ujarnya.
Hukuman dalam bentuk pemecatan terhadap pelaku dan mengembalikan mereka kepada orang tua masing-masing.