Menghidupkan Amalan NU di Tengah-tengah Kelompok Wahabi Salafi
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 01 September 2022 08:10 WIB
Oleh: Nurul Azizah, penulis "Muslimat NU Di Sarang Wahabi"
ORBITINDONESIA - Hidup di tengah-tengah kelompok Wahabi Salafi sedih rasanya. Pemandangan sehari-hari mereka seperti hidup di Jazirah Arab, tradisi dan budaya mereka seperti kearab-araban.
Padahal mereka hidup di Indonesia, makan dan minum dari hasil bumi Indonesia, tapi kelompok Wahabi menolak memakai budaya Nusantara, terutama dalam hal berpakaian. Yang laki-laki pakai jubah, terkadang pakai baju koko dengan celana cingkrang, yang perempuan memakai baju panjang kedodoran bercadar.
Mereka merasa paling suci dan paling Islam dibandingkan orang Islam yang lainnya. Jarang berkomunikasi kalau ketemu yang bukan kelompoknya. Kelompok Wahabi Salafi kompak dalam berdandan dengan identitasnya dan berpakaian paling Islami ala ajaran mereka.
Baca Juga: Sisi Humanis Kejaksaan Agung RI Sebagai Langkah Tepat Mencegah Kejahatan
Orang menyebutnya mereka kelompok Ci-Ca cingkrang Cadar. Hidup mereka tertutup terhadap masyarakat lain dan jarang bergaul selain dengan jamaahnya. Baik tertutup dalam berbusana (khusus wanita), tertutup rumahnya, maupun tertutup dalam pergaulan.
Kelompok mereka sangat angkuh kalau berjalan di muka bumi. Wajahnya kurang sumringah cenderung dan tidak bisa humor.
Di kampung Wahabi Salafi nampak jadwal kajian yang begitu padat, dari pagi habis subuh, sore dan malam hari. Seakan-akan hidupnya para jamaah diatur oleh ustadnya. Mereka bekerja ala kadarnya.
Waktunya sholat ya sholat lanjut kajian oleh ustad wahabi. Seringnya ustad wahabi menyampaikan kajian dengan nada yang tinggi, keras dan jamaah harus mengikuti ceramah dari ustad-ustadnya.