DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Beragama Tanpa Ulama, Pendeta, dan Bhikkhu; Mungkinkah?

image
Beragama Tanpa Peran Ulama, Pendeta, dan Bhikkhu. Mungkinkah?

Oleh Denny JA

ORBITINDONESIA.COM - Akankah tiba tahap itu? Yaitu era pertumbuhan agama, pencarian spiritual individu yang tak lagi memerlukan peran ulama, pendeta dan bhikkhu?

Renungan ini yang  datang setelah membaca penggalan tulisan Friederich Affolter (2015). Ia menulis tentang agama Bahai di Iran.  (1)

Menurut Affolter, dalam agama Bahai, sejak pertama kali kelahirannya di  tahun 1844, di Iran, sang pendirinya menyatakan:

Baca Juga: Epilog Sembilan Pemikiran Denny JA tentang Agama di Era Google

“Kita memasuki zaman pencerahan yang sudah matang bagi pertumbuhan individu. Karena itu, para individu itu perlu mencari kebenaran, jalan agama, jalan spiritualnya sendiri, secara mandiri, melalui elaborasinya sendiri.”

Peran mediator seperti ulama, pendeta dan bhikkhu tak lagi diperlukan sebagai otoritas spiritual. Semua penganut agama sama posisinya, setara, sama rendah, dan sama tinggi.

Hanya satu kata spontan yang berbunyi di mulut saya: Wow!!!

Tapi mungkinkah itu? Mungkinkah beragama tanpa ulama, pendeta, dan bhikkhu?

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7

Berita Terkait