DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Beragama Tanpa Ulama, Pendeta, dan Bhikkhu; Mungkinkah?

image
Beragama Tanpa Peran Ulama, Pendeta, dan Bhikkhu. Mungkinkah?

Sebelum abad 14, kita harus berterima kasih kepada ulama, pendeta, dan bhikkhu di era itu. Besar sekali peran mereka mengubah kesadaran publik secara luas.

Memang terjadi pergeseran peran ulama, pendeta, dan bhikkhu. Awalnya mereka hanyalah penyampai pesan agama dan pengetahuan.

Namun karena publik luas tak memiliki informasi pembanding, perantara ini menjelma memiliki otoritas spiritual. Ulama, pendeta, dan bhikkhu menjadi sebuah kelas sosial tersendiri, yang  mempunyai surplus kekuasaan.

Mereka pun dipersepsikan dan dimitoskan menjadi pengganti Nabi. Bahkan mereka seolah paling tahu kehendak Tuhan.

Dalam sejarah, kita tahu pula, kekuasaan ulama, pendeta, dan bhikkhu ini sering disalahgunakan.

Di abad 15, bahkan Martin Luther sudah melawan kelas pendeta di kepausan. Para pendeta mengumpulkan uang, dengan menjual surat pengampunan dosa kepada publik luas.

Martin Luther termasuk yang pertama-tama menyerukan setiap individu jangan bergantung kepada pendeta untuk pemahaman agama.

-000-

Kini zaman sudah berubah. Kemampuan publik luas meningkat pesat. Teknologi juga membawa suasana baru.

Di abad 21, prosentase penduduk yang bisa membaca dan menulis di dunia maju hampir 100 persen. Sementara di dunia berkembang, mayoritas penduduk hingga 87 persen juga bisa membaca dan menulis.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7

Berita Terkait