Ulasan Film: Manusia Langka, Buya HAMKA
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 11 April 2023 08:15 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Saya mendapat kesempatan menonton film Buya Hamka diajak oleh Amel, Uni Satri, dan Tami, pengurus Satupena. Nonton barengan dengan sejuta orang Minang di Epicentrum XXI.
Sejuta itu hanya angka kiasan untuk menunjukkan penonton Gala Primier ramai sangat. Ruang tunggu bioskop yang memutar film Buya HAMKA dan halaman bioskop jadi padat seperti di Tanah Abang, lengkap dengan kios makanan gratis di kiri kanan selasar.
Buya Hamka wafat 24 Juli 1981. Di masa tuanya, saya masih mendengarkan ceramahnya secara langsung di Masjid Al Azhar, Jl. Sisingamangaraja, Jakarta Selatan.
Baca Juga: Kementerian Kominfo Luncurkan Buku Elektronik ASEANpedia
Hampir setiap subuh mendengarkan tanya jawab agama dengan Buya Hamka di radio yang disetel ayah. Saya masih ingat warna suaranya.
Buya fasih sekali menjawab pertanyaan dari pendengar yang beraneka ragam, terutama tentang fiqih, bidang yang paling digemari oleh muslim Indonesia hingga kini. Yaitu soal halal-haram, wajib-sunah, boleh dan tidak boleh, dan sejenisnya.
Film ini pun juga menyajikan hal semacam ini, di samping memaparkan sikap hidup yang dipilih Buya Hamka (diperankan oleh Vino G. Bastian). Termasuk bagaimana cara berumah tangga: memelihara relasi dengan istri (Laudya Cynthia Bella), 4 orang anak, dan memilih prioritas dalam keluarga.
Adegan fiqih pertama adalah hukum beristri dua. Disajikan dengan adegan seorang ibu membawa anak gadisnya yang cantik ke Buya untuk dijadikan sebagai istri kedua.
Baca Juga: 4 Fakta Menarik Es Krim Rasa Indomie Goreng, Viral Hingga Dikira Prank April Mop
Buya menjelaskan dengan kata-kata kepada gadis itu tentang makna ayat surat Annisa yang sering dijadikan dalil untuk pembenaran untuk laki-laki beristri sampai 4 orang.