Syaefudin Simon: Denny JA di Usia 60
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 27 Januari 2023 10:06 WIB
Kemampuan melukisnya lebih hebat dari Picasso, Affandi, dan maestro dunia lainnya. Tak hanya itu. AI juga sudah bisa membuat puisi, ceramah agama; menulis karya ilmiah, dan lain-lain.
Cerita Denny. Ternyata aku mampu menyelesaikan satu lukisan hanya dalam 10 menit dengan bantuan AI. Kritikus dan kurator seperti Agus Darmawan T yang melihat karyanya, menilai lukisan Denny bagus. Seperti pelukis sungguhan. Padahal ia melukis dengan perangkat AI.
Kini berbagai aplikasi AI sudah dibuat manusia. Ini memungkinkan orang membuat "manusia mesin" dengan otak AI.
Baca Juga: Raisa Beri Bocoran Jelang Raisa Live in Concert, akan Pakai Kostum Empat sampai Enam Kali Ganti
"Kita adalah homo sapiens terakhir," ucap Denny. Di masa datang, ada tiga tipe manusia. Manusia full mesin seperti bionic. Manusia hibrida, campuran mesin dan daging. Dan sisa-sisa manusi kuno hasil evolusi homo sapiens.
Denny berharap bisa hidup sampai usia 120 tahun untuk menyaksikan perkembangan spesies homo artificial intelengensis, menggantikan homo sapiens yg punah dihantam teknologi AI.
Jika umurku 120 tahun, ujar Denny, aku akan meninggalkan legasi: karya-karya tulisan dan lukisan yang inspiratif. Aku berharap, orang mengenalku sebagai penulis inspiratif yang memberi suluh kehidupan. Seperti para nabi dan sufi.
Lalu bagaimana agama? Agama kelak akan menjadi dongeng. Ungkap Denny. Tokoh-tokoh agama yang sekarang dipuji, nanti akan jadi legenda seperti Hercules dan Sangkuriang.
Kitab suci, hanya menjadi kumpulan puisi dan dongeng yg tersimpan di rak-rak buku, lemari arsip, dan library. Tak mengapa. Agama dan tokoh-tokohnya, lanjut Denny, tetaplah penting meski telah menjadi dongeng.