Syaefudin Simon: Denny JA di Usia 60
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 27 Januari 2023 10:06 WIB
Dalam satu episode hidup Denny, ada hal yang sangat menarik. Waktu muda, di usia 20-an Denny sering kali mengalami ekstase spiritual.
Ini cerita Denny. Tetiba dadaku bergetar. Tak sadarkan diri. Dari mulutku terucap kata-kata yang saat itu tak aku pahami. Kondisi Denny mirip orang kesambet seperti Cak Nun.
Berbicara sendiri tanpa kendali. Bedanya, jika Cak Nun yg kesambet menghina Jokowi, Denny kesambet puisi. Dalam ketidaksadarannya, dari mulut Denny keluar bait-bait puisi.
Baca Juga: Liga 2: Pikirkan Nasib 700 Pesepak bola di Indonesia, FIFPRO Tuntut Liga 2 Tetap Lanjut
Begitu Denny sadar, baru tahu -- setelah membaca catatan temannya -- apa yang diucapkannya dalam kondisi ekstase itu adalah puisi yang sangat indah. Sangat relijius.
Pengalaman Denny mungkin seperti peristiwa yang terjadi pada Maulana Jalaludin Rumi di abad 13 atau Neale Donald Walsch di abad 21. Rumi dan Walsch seperti "nabi" yang menyalurkan kata-kata Tuhan melalui ekstase spiritualnya.
Maulana Jalaludin Rumi bukan nabi, kata Sir Mohamad Iqbal, penyair legendaris Pakistan itu. Tapi Rumi, lanjut Iqbal, mempunyai kitab suci Masnawi. Seperti halnya Rumi, Denny pun menulis ribuan bait puisi dan esai inspiratif yang mirip Masnawi.
Setelah membaca puisi yang tercipta dalam kondisi tak sadarkan diri itu, Denny menangis. Lihat matahari, menangis. Lihat burung, menangis. Lihat apa pun, Denny menangis.
Kesadaran universal memenuhi dadanya. Denny merasa dirinya adalah bagian yang tak terpisahkan dari seluruh ekosistem, baik mikro maupun makrokosmos.