DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Syaefudin Simon: Denny JA di Usia 60

image
Ilustrasi Denny JA. (Dok. Pribadi Denny JA).

Semesta sepertinya sedang menunjukkan kepada Denny, bahwa kehidupan yang sebenarnya bukanlah yg ia lihat melalui matanya. Tapi kehidupan yang ia rasakan di hatinya. Yang penuh penuh suara Tuhan.

Seperti kata Rumi. "Aku mencari Tuhan di mana-mana. Di sinagog, di gereja, di masjid, dan di vihara. Tak ada Tuhan di sana. Ternyata Tuhan ada di hatiku."

Peristiwa ekstase spiritual yang dialami Denny di tahun 1980-an itu, kini ia mampatkan, lalu ditransformasikan menjadi energi intelektual.

Baca Juga: Wulan Guritno Akui Tak Pakai Pemeran Pengganti Saat Lakukan Adegan Intim di Serial Open BO

"Biarlah itu pengalaman masa lalu. Aku akan menggumuli dunia intelektual," ujar Denny. Meski demikian, hampir tiap malam Denny mengaku berdialog dgn Tuhan.

"Tiap malam aku menangis menghadap Tuhan," ujarnya. Sepekan sekali di Puncak, Denny uzlah. Di sana, Denny dikir dan jakir. Diam berzikir dan jalan sambil zikir di vilanya yg asri.

Aku lebih percaya pada dunia intelektual, ujar penulis buku puisi Atas Nama Cinta itu. Karena dunia masa depan adalah dunia intelektual. Dunia sains. Dunia riset. Dan dunia algoritma. Lanjut pendiri LSI Denny JA itu.

Suatu ketika, di tahun 1996, Denny yang mengagumi Garry Kasparov tersungkur. Ia kaget setelah juara catur nomor satu dunia dari Rusia yang tak terkalahkan itu menyerah pada komputer yang dijejali otak artificial inteligence (AI). Saat itu Denny memprediksi: AI adalah otak manusia masa depan.

Baca Juga: Begini Reaksi Sabda Ahessa Lihat Wulan Guritno Lakukan Adegan Intim Dalam Serial Drama Open BO

Dugaan Denny 27 tahun lalu ternyata benar. Kini AI telah benar-benar mengalahkan otak manusia. Di tahun 2022, misalnya, Denny melihat komputer bisa melukis dengan otak AI.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7

Berita Terkait