Cerita Prof Moh. Mahfud MD tentang Tidak Ada Hakim yang Korupsi di Jepang
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 26 Januari 2023 09:05 WIB
Baca Juga: Dian Sastrowardoyo Trending Twitter karena Suka DPR Live
"Seumpama pun kami kalah dan tidak sependapat dengan putusan hakim, paling jauh kami hanya mengira hakim kurang menguasai dalam satu kasus yang spesifik dan rumit atau kamilah yang kurang bisa meyakinkan hakim dalam berargumen dan mengajukan bukti di pengadilan.
Tak pernah terpikir, hakim kok memutus karena disuap,” tambah Haruna.
Ketika Haruna mau bertanya balik tentang Indonesia, saya segera membelokkan pembicaraan.
Saya bilang restoran tempat kita lunch sangat indah dikelilingi oleh kebun bunga yang memancing selera makan, termasuk bunga sakura dan pohon-pohon yang seperti dibonsai dengan begitu harmonis.
Baca Juga: Berikut Ini Panduan Dasar Jika Kamu Ingin Hadiri Harlah Satu Abad NU
Lalu saya mengajak berfoto. Saya lihat Uceng segera berpatut-patut mengangkat kameranya yang canggih dan mengomando kami agar ambil posisi untuk foto bersama.
Uceng membantu saya dengan gaya seperti pemotret profesional. Pembelokan pokok pembicaraan pun berhasil digiring oleh Uceng.
Sengaja saya belokkan pembicaraan tentang “penyuapan hakim” itu karena saya takut ditanya balik dan harus bercerita jujur tentang hukum, hakim, pengacara, dan penegakan hukum di Indonesia.
Tak mungkin bisa keluar dari mulut saya cerita tentang betapa buruknya penegakan hukum di Indonesia. Apalagi saat itu saya baru berusaha meyakinkan pimpinan ANC bahwa aturan hukum di Indonesia sangat kondusif untuk berinvestasi.
Baca Juga: Harlah 1 Abad NU, Ini 10 Kata Bijak dari Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari yang Menginspirasi
Saya memang berbicara, aturan hukum (legal substance) di Indonesia sudah cukup bagus untuk investasi.
Tetapi saya tidak berani berbicara penegakan hukum oleh aparat (legal structure) dan budaya hukum (legal culture). Bisa malu kalau saya harus berbicara keadaan Indonesia tentang itu.