Sentimen Anti China Menyebabkan Konflik Berdarah di Morowali
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 20 Januari 2023 11:25 WIB
Baca Juga: Tottenham Hotspur Kena Comeback, Manchester City Jaga Jarak dengan Arsenal
Masalahnya, Indonesia tak punya dana, teknologi, keahlian dan sumber daya yang diperlukan bagi pengembangan smelter. Inilah yang direspons China.
Perusahaan-perusahaan China datang berinvestasi dan mengembangkan smelter di Indonesia. Saat ini China masih membawa para pekerja dari negara mereka, karena persoalan kecakapan dan kualitas kerja.
Mereka tak mungkin langsung menyerap tenaga kerja lokal, karena pekerja di Indonesia tak punya keahlian dan kemampuan yang dibutuhkan.
Tapi, perusahaan yang masuk ke Indonesia itu wajib melakukan transfer teknologi dan pengetahuan. Yang mana diharapkan, ke depan Indonesia bisa mengembangkan sendiri smelter dengan tenaga lokal.
Baca Juga: TERUNGKAP! Karakter di Anime Tokyo Revengers yang bisa Melakukan Time Travel selain Takemichi
PT GNI di Morowali ini adalah salah satu perusahaan China yang mengembangkan smelter di Indonesia. Pemiliknya adalah Jiangsu Delong Nickel Industry.
Mereka menanamkan dana 3 miliar dolar di Indonesia. Kehadiran industri smelter seperti GNI jelas akan menguntungkan Indonesia.
Mereka bukan saja bayar pajak dan membuka lapangan kerja, tapi juga mengembangkan keahlian dan kecakapan tenaga kerja Indonesia untuk menguasai teknologi smelter.
Ke depan, Indonesia bisa menjadi kekuatan utama industri nikel dunia. Uni Eropa sudah terlihat panik, dan menuntut Indonesia membatalkan kebijakan pelarangan ekspor nikel mentah.