Sentimen Anti China Menyebabkan Konflik Berdarah di Morowali
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 20 Januari 2023 11:25 WIB
Dan semua pihak harus berhati-hati, karena kelihatannya masih ada kelompok-kelompok yang memanas-manasi situasi ini.
Sekarang pun di berbagai media sosial berkembang narasi kalau para tenaga kerja China menindas kaum pekerja lokal.
Padahal, seperti tadi dikatakan akar masalahnya sama sekali tidak berkaitan dengan TKA China. Tuntutan para pekerja sebetulnya kan biasa-biasa saja.
Baca Juga: Budhy Munawar Rachman: Sekolah dan Lembaga Pendidikan Justru Mendorong Keberagamaan yang Eksklusif
Mereka mempersoalkan keselamatan kerja. Contohnya, perusahaan hanya memberi helm buat pekerja, tapi tidak sepatu kerja.
Banyak yang bekerja hanya dengan menggunakan sandal. Padahal membahayakan keselamatan. Sirkulasi udara di dalam smelter pun dianggap buruk.
Pekerja juga menuntut perusahaan tidak lagi menjalankan outsourcing pekerja alias pekerja kontrak yang cuma tiga bulan dan enam bulan.
Ada juga soal pemotongan upah dan tunjangan keahilan pekerja yang dianggap tidak adil. Atau soal surat sakit dari luar perusahaan yang tidak diakui.
Jadi tuntutan-tuntutannya sangat normal dan tidak ada sama sekali hubungannya dengan tenaga kerja China. Dan itu pun mediasinya hampir final.