DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Sentimen Anti China Menyebabkan Konflik Berdarah di Morowali

image
Sentimen anti China dan rusuh terkait nikel di Morowali

Baca Juga: Dikabarkan Henry Cavill tidak Perankan Superman Lagi, Sutradara James Gunn: Ini belum Waktunya

Tapi, kenapa bisa sampai berkembang menjadi konflik ras semacam ini? Ya, sangat mungkin karena memang ada yang ingin merusak industri nikel Indonesia.

Apa yang terjadi GNI ini bisa jadi adalah sekadar puncak gunung es. Indonesia saat ini sedang serius membangkitkan industri nikel.

Indonesia memang kaya dengan nikel. Indonesia memiliki 30% cadangan nikel dunia, sebesar 21 juta ton. Pasar terbesar nikel Indonesia selama ini adalah Eropa dan China.

Tapi selama bertahun-tahun Indonesia tak bisa mendapat keuntungan yang optimal. Ini karena sebelumnya Indonesia hanya menjual nikel dalam versi mentah.

Baca Juga: Kemenag Usul Biaya Perjalanan Ibadah Haji 2023 Sebesar Rp69 Juta Per Orang, Ongkos Naik

Untuk menjaga nilai tambah, pemerintah melarang ekspor nikel mentah mulai tahun 2020. Jadi biji nikelnya harus diolah dulu di smelter, dan baru kemudian diekspor sebagai nikel olahan.

Biji nikel yang sudah diolah harganya jauh lebih tinggi dari versi mentahnya. Sebagai contoh, data menunjukkan sebelum Indonesia punya smelter, nilai ekspor nikel kita baru mencapai 19-20 triliun Rupiah.

Tapi pada 2021, setelah kita punya smelter pengolah nikel mentah, nilai ekspor nikel kita naik menjadi 300 triliun rupiah.

Itu kan kenaikan yang luar biasa. Tapi, untuk bisa jualan nikel yang sudah diolah, diperlukan sarana smelter.

Halaman:
1
2
3
4
5
6

Berita Terkait