Kisah Soekarno Mengunjungi Kuba, Bikin Presiden AS Eisenhower Tidak Suka
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 11 Desember 2022 08:30 WIB
“Tuan Soekarno, negara ini memiliki semangat tersendiri dalam mewujudkan perubahan. Kami berdiri disini sendirian dikelilingi negara-negara perkebunan tinggalan Spanyol dan Portugal.
Kami juga berdekatan dengan rajanya Kapitalis dunia Amerika Serikat. Tiap waktu kami berjaga agar jangan sampai rudal Amerika menimpa kota kami, dan kami terpaksa bersekutu dengan Soviet Uni agar kami aman.
Memang Mao meminta kami agar bersama-sama membangun persekutuan politik, tapi karena Soviet Uni menolak bila Mao ikut campur maka kami terpaksa melepaskan Mao, walau itu menyakitinya.
Padahal kami merasa kami harus mandiri, tidak bergantung kepada negara lain seperti negara Tuan, Indonesia...”
“Begini, Yang Mulia Castro, Sebuah negara pertama-tama harus mandiri. Itu persyaratan terbesar sebuah revolusi. Ia tidak boleh bergantung kepada siapa-siapa, kekuatan dirinya sendiri yang menjadi ukuran.
Sebuah negara harus memiliki kemandiriannya, karena kemandirian ia akan mendapatkan tiga hal : "Kehormatan, Kemanusiaannya dan Kepandaiannya ".
Nah, untuk mencapai ini kita harus tegar menghadapi badai godaan. Saya sendiri akan melawan bila negara saya dikelilingi koloni-koloni yang kemudian akan berkembang sebagai sebuah ancaman”
Baca Juga: Profil dan Biodata Penyanyi Celine Dion, Tanggal Ultah, Suami, dan Perjalanan Karir
Lalu Fidel bertanya lagi. “Jadi apa yang harus dilakukan Kuba”.