DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Konflik Suku Dayak dan Madura di Sampit 2001 dalam Puisi Esai Denny JA

image
Konflik Dayak Melawan Madura Dala Puisi Esai Denny JA.

 

Oleh Hatim Gazali *

ORBITINDONESIA - Dua film dari puisi esai Denny JA pernah saya gunakan di kampus untuk mata kuliah Humanistic Studies.

Membaca buku “Jeritan Setelah Kebebasan” karya Denny JA ini menyedot 2 energi besar sekaligus: emosional dan intelektual.

Denny JA menamainya “puisi esai”. Ia tak sepenuhnya puisi, juga tak sepenuhnya esai, seperti al-manzilu bayna manzilatayn. Di dalamnya berisi data-data penting, mulai dari waktu kejadian sebuah peristiwa, jumlah korban kekerasan, setting sosial saat itu. Semuanya dibungkus dengan diksi apik ala puisi.

Baca Juga: Kisah Korban Perkosaan Tragedi Mei di Jakarta 1998 dalam Puisi Esai Denny JA, LUKA YANG TERUS MENGANGA

Karenanya Denny di pengantarnya menulis “bahwa setting sosial dalam puisi esai itu memang fakta yang terjadi di panggung sejarah. Tapi drama dalam setting faktual itu semata tambahan imajinasi”.

Dampaknya, membaca karya Denny JA sungguh menggetarkan; emosional yang berdasar pada data. Dengan cara yang demikian ini, buku puisi esai Denny JA bukan hanya dapat dirasakan oleh para penikmat karya sastra, namun–seperti yang dikatakan Denny–“yang bukan penyair diundang untuk ambil bagian”.

Dari Denny kita semakin percaya, bahwa puisi bukan hanya tentang kata dan kalimat, tapi juga menghadirkan pesan penting untuk kemanusiaan, karenanya ia memiliki kekuatan besar.

Halaman:
1
2
3
4
5

Berita Terkait