Hanya 30 Menit, Ini Contoh Naskah Khutbah Shalat Gerhana Bulan di Masjid atau Lapangan
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 07 November 2022 22:47 WIB
Mari kita simak firman Allah SwT mengenai sunatullah berikut:
??????? ??????? ???????? ???? ?????? ???? ?????? ??????? ?????? ????????? ??????? ???????????
Artinya: (Demikianlah) hukum Allah, yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tidak akan menemukan perubahan pada hukum Allah itu.
Gerhana bulan adalah bukti adanya sunnatullah. Sunnatullah adalah hukum Allah SwT yang telah ditetapkanNya. Menghadapi hukum Allah ini manusia tidak berdaya sama sekali untuk mengubahnya apalagi menentangnya. Menyadari ketidakberdayaan dan kelemahan kita di hadapan kekuasaan Allah inilah yang merupakan pangkal keselamatan dan kebahagiaan hidup kita karena akan mendorong kita untuk berpasrah diri pada bimbingan dan petunjuk Allah SwT. Allah maha agung, maha kuasa, dan maha perkasa. Namun demikian, Dia jualah yang maha bijaksana, maha kasih, maha cinta, dan maha sayang kepada setiap makhlukNya yang berpasrah diri kepadaNya. Satu-satunya cara pasrah diri kepada Allah swt adalah dengan mengikuti dan mengamalkan petunjuk agama yang diridaiNya, yaitu Islam.
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah. Dengan sunattullah ini, manusia yang diberi ilmu akan bisa memperhitungkan peredaran bulan yang mengelilingi bumi dan bersama bumi ,mengelilingi matahari. Maka jauh-jauh hari, peristiwa gerhana itu bisa diketahui, tidak hanya jamnya, tetapi juga menit dan bahkan detiknya.
Demikian pula dengan waktu-waktu shalat kita, semuanya bisa diperhitungkan dengan teliti. Dari waktu Dzuhur saat tergelincirnya matahari sampai waktu Shubuh saat fajar menyingsing., saat matahari di timur di bawah ufuk -18 derajat. Sama ketika waktu Isyak saat matahari di Barat di bawaj ufuk -18 derajat/ Semuanya bisa dihitung dengan tepat.
Baca Juga: Fakta Unik Kucing Jenis Savannah yang Merupakan Keturunan Afrika
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah, melauli peredaran bulan dan matahari ini, manusia menentukan waktu setahun. Ada yang menggunakan peredaran matahari yang melahirkan kalender Masehi da nada pula kalender hijriyah yang menggunakan peredaran bulan. Tetapi sayang, kalender hijriyah yang kita pakai sekarang ini tidak bisa menjadi satu sebagaimana kalender miladiyah yang berlaku global. Mestinya, ini bisa dilakukan umat Islam untuk menyatukan kalender hijriyah secara global. Muhammadiyah telah melakukannya. Semoga nantinya akan berhasil. Menghitung gerhana yang tidak setiap saat terjadi saja bisa, apatah lagi menghitung awal bulan yang setiap bulan datang.
Dengan ilmu ini pula, kita tahu arah kibalt shalat kita dengan lebih tepat ke arah Kakbah di Makah Al Mukaramah. Perbaikan arah kiblat yang diawali KHA Dahlan pada waktu itu mendapat tantangan, kini telah menjadi standar pembangunan masjid dan mushala untuk diarahkan ke kiblat. Memang butuh bertahun-tahun untuk memahaminya.
Akhirnya, sebagai penutup khutbah ini, marilah bersama-sama kita panjatkan doa ke hadirat Allah swt dengan ikhlas dan sepenuh perasaan hati. Mudah-mudahan dengan kebersamaan kita dalam berdoa ini Allah akan mengabulkannya.