Komunis Yaman dan Mispersepsi Umat Islam Indonesia
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 24 Oktober 2022 12:10 WIB
Perang Sipil berkali-kali meletus disini yang menyebabkan korban tak terhingga, baik jiwa maupun harta-benda.
Baca Juga: Ponsel Gaming iQoo Segera Hadir di Indonesia, Ini Spesifikasinya
Saat ini perang sipil berbagai kelompok politik-agama-ideologi juga sedang berkecamuk, khususnya di Yaman utara. Tak peduli, meskipun sama-sama beretnik / bersuku Arab, mereka saling berperang satu sama lain.
Bahkan bukan hanya di zaman modern ini. Sejak zaman dulu, Yaman menjadi ajang pertempuran dan penaklukkan berbagai kelompok politik kekuasaan. Dulu, pada awal abad Masehi, Yaman pernah berada di bawah kekuasaan Kerajaan Yahudi Himyarite.
Kemudian kelompok Kristen datang menaklukkan Yaman, dan belakangan kaum Muslim Arab yang gantian menganeksasi. Sejak itu, beberapa dinasti silih berganti mengontrol Yaman, yang terkuat dan termakmur adalah Dinasti Rasulid.
Turki Usmani dan Inggris juga pernah menjajah Yaman. Sebelum Republik Arab Yaman berdiri pada tahun 1962, Kerajaan Yaman Mutawakkiliyah yang berhaluan Syiah Zaidi berdiri di Yaman Utara pasca Perang Dunia I.
Baca Juga: Pelaku Usaha Milenial se Banyumas Raya Dukung Gibran Rakabuming Raka Maju Pilkada Jawa Tengah 2024
Kaum radikal Islamis (seperti al-Ishlah atau al-Tajammu' al-Yamani li al-Ishlah), kelompok nasionalis (seperti al-Muktamar al-Sya'abi al-am), dan sosialis-komunis (seperti al-Hizb al-Isytirak al-Yaman), semua beretnik Arab, saling berkelahi, saling bunuh, dan berebut kekuasaan.
Ini belum termasuk konflik dan kekerasan berbagai faksi Islam: seperti faksi Sunni dan Syiah Zaidi.
Sejumlah sarjana seperti Tareq Ismael, Victoria Clark, Murray Gart, dan Mark Katz telah mengulas dengan baik sejarah dan perkembangan konflik dan kekerasan antarfaksi ideologi-politik-agama di Yaman, termasuk faksi sosialis-komunis.