DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Komunis Yaman dan Mispersepsi Umat Islam Indonesia

image
Sumanto Al Qurtuby tentang Yaman

Seperti laiknya negara-negara lain di dunia ini, Yaman juga negara majemuk dengan berbagai ragam kelompok etnis, agama, suku, dan faksi politik dan idelogi.

Baca Juga: Hasil Liga Italia 2022/2023: As Roma Tumbang di Markas Usai Ditekuk Napoli

Yaman yang berbatasan dengan Oman dan Arab Saudi inibukan hanya dihuni oleh kaum sadah. Bahkan bukan hanya kaum Muslim, kaum Yahudi Yaman (al-Yahud al-Yaman) juga eksis, dimana kaum perempuannya juga mengenakan cadar (burqa atau niqab) sebagaimana laiknya perempuan Muslimah Salafi-Wahabi.

Yaman, khususnya Yaman utara, juga rumah bagi berbagai faksi militan-radikal-Islamis-teroris dari berbagai kelompok, aliran, dan mazhab keislaman.

Disinilah sejumlah pentolan Salafi, termasuk pemimpin “almarhum” Laskar Jihad, Ja'far Umar Thalib berserta anak-anak didiknya, dikader dan digembleng spirit jihadisme oleh beberapa ulama militan seperti Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wad’i, Syaikh Yahya al-Hajuri, atau Syaikh Abdurrahman al-Adeni.

Selanjutnya, Yaman juga dalam sejarahnya menjadi salah satu basis "kaum kiri" terbesar di Timur Tengah, baik mereka yang berideologi-politik dan berhaluan Komunis, Sosialis, maupun Marxis-Leninis.

Baca Juga: Tokoh Muda Golkar Riko Lesiangi Ingatkan Airlangga Hartarto agar Segera Deklarasikan Calon Presiden 2024

Bahkan Yaman Selatan dulu pernah menjadi "Negara Komunis" sebelum era unifikasi tahun 1990.

Sebelum menjadi "Republik Yaman" tahun 1990 yang menggabungkan antara selatan dan utara, kawasan Yaman dibagi menjadi dua: Yaman Selatan (disebut Republik Demokrat Rakyat Yaman) dan Yaman Utara (disebut Republik Arab Yaman).

Kelompok kiri pada umumnya bercokol di Yaman Selatan. Karena menjadi rumah berbagai kelompok ideologi-politik inilah, Yaman tidak pernah sepi dan absen dari konflik dan kekerasan.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7
8

Berita Terkait