Terima Kasih Tuhan, Jakarta Kembali ke Pribumi
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 18 Oktober 2022 17:00 WIB
Jelas bahwa partai politik dengan nama “Indonesia” itu sudah ada sebelum berdiri Partai Arab Indonesia.
Enam tahun sebelumnya, pada 28 Oktober 1928 sudah ada "Sumpah Pemoeda" yang kita peringati hingga hari ini - yang tegas menyebut tekad, "berbahasa, berbangsa dan bertanah air satu Indonesia".
Bahkan pada 23 Mei 1914, sudah dibentuk Partai Komunis Indonesia (PKI) yaitu 18 tahun sebelum adanya PAI dan 31 tahun sebelum RepubIik Indonesia diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 oleh Soekarno-Hatta.
Baca Juga: Francesco Bagnaia Menolak Stres Hadapi MotoGP Malaysia
Sebagai alumni Univ Gajah Mada, mantan Rektor Univ. Paramadina, pemilik gelar S.E., M.P.P., dan Ph.D di belakangnya, yang didapat dari Chicago, Amerika Serikat, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, menyampaikan data dan obyektifitas sangat penting.
Faktanya, Anies Baswedan cenderung memanipulasinya, demi ambisi politik. Dan untuk kesalahan fatal itu, dia tak pernah meralatnya.
Maka, menulis risalah di akhir kisah Anies Baswedan, di DKI Jakarta, saya mengutip pidatonya di tahun 2017 lalu, yang masih relevan di tahun 2022 ini dengan pepatah Madura pilihannya:
Baca Juga: Inilah Fungsi Meja Pengaduan Era Ahok yang Kembali Dihidupkan Oleh Heru Budi Hartono
“Itik se’a telor, ayam se’ a ngeremi;
itik yang bertelor, ayam yang mengerami.
Kita yang bekerja keras untuk merebut kemerdekaan,
kita yang bekerja keras mengusir kolonialisme.
Kita semua harus merasakan manfaat kemerdekaan di ibukota ini
Terima kasih, Tuhan. DKI Jakarta telah kembali ke pribumi