DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Terima Kasih Tuhan, Jakarta Kembali ke Pribumi

image
Anies Baswedan memainkan politik identitas dengan isu pribumi

MANIPULASI adalah kebisa’an lain dari Anies Baswedan selaku politisi, setelah diberhentikan sebagai menteri kabinet Jokowi. Bahkan menyangkut sejarah perjalanan bangsa kita.

Dalam video berisi ceramah Anies Baswedan di markas Front Pembela Islam (FPI) Petamburan, Jakarta, pada 1 Januari 2017 lalu, Anies mengatakan bahwa sejarah pergerakan nasional Indonesia dimulai dari pendirian Partai Arab Indonesia (PAI) pada tahun 1934.

Kakek Anies – Abdurrahman Baswedan atau yang lebih dikenal dengan nama AR Baswedan (1908-1986) – merupakan sosok utama yang menggagas pendirian partai tersebut.

Baca Juga: Ditata dengan Anggaran Lebih dari Rp1 Triliun, Taman Mini Indonesia Indah Kian Mentereng Namun Tetap Merakyat

Media yang peduli sejarah nasional pun kemudian meluruskan. Apa yang dikatakan Anies Baswedan bertentangan dengan fakta sejarah yang sesungguhnya.

Sebab, dua tahun sebelum berdiri Partai Arab Indonesia (PAI), sudah ada Partai Tionghoa Indonesia (PTI) yang diprakarsai duo Liem Koen Hian dan Ko Kwat Tiong - di Surabaya pada 25 September 1932.

PTI menjadi wadah bagi etnis Tionghoa untuk ikut dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia – sebelum ada partai Arab.

Anies nampaknya juga menutupi fakta sejarah bahwa kakeknya, A.R. Baswedan di masa muda mengenal dunia tulis-menulis dan menjadi wartawan di media “Sin Tit Po”, berkat Liem Koen Hian, Pemimpin Redaksi yang berdarah Tionghoa.

Baca Juga: Aksi Mulia Sadio Mane Berujung Socrates Award di Ballon d’Or 2022

“Sin Tit Po” adalah koran berbahasa Melayu yang pro-gerakan Kemerdekaan Indonesia.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7

Berita Terkait